Angkat Hoesen Jadi Komisaris Utama, Begini Kinerja KPEI
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menyetujui secara aklamasi pengangkatan jajaran Dewan Komisaris KPEI periode 2023-2027, yaitu Hoesen sebagai Komisaris Utama, serta Ronald Waas dan Uriep Budhi Prasetyo sebagai Komisaris.
Keputusan tersebut melalui penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023.
Direktur Utama KPEI Iding Pardi memaparkan, Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) di tahun 2022 turut berpengaruh pada kenaikan rata-rata nilai harian penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan oleh KPEI, yaitu mencapai Rp5,26 triliun di tahun 2022 atau naik 15,98% dibandingkan tahun 2021.
Volume penyelesaian juga turut naik sebesar 27,98%, menjadi 8,01 miliar lembar per hari. Dana Agunan yang dikelola KPEI per akhir tahun 2022 mencapai Rp31,66 triliun, yang terdiri dari Rp24,07 triliun (76,04%) berupa agunan online dan Rp7,59 triliun (23,96%) berupa agunan offline.
Adapun nilai dana jaminan yang terkumpul per akhir 2022 mencapai Rp 7,01 triliun atau meningkat 12,77% dibandingkan posisi akhir tahun 2021.
Seiring dengan peningkatan aktivitas transaksi di bursa di tahun 2022, kinerja keuangan KPEI juga mengalami pertumbuhan. Laba bersih mencatat kenaikan 12,64% atau menjadi Rp 254,06 miliar di tahun 2022. Nilai ekuitas Perseroan per akhir 2022 juga tumbuh menjadi Rp 2,06 triliun, atau naik 13,46% dibandingkan posisi per 31 Desember 2021.
Peningkatan nilai transaksi bursa juga membuat liabilitas meningkat sebesar 19,47%, menjadi Rp 3,03 triliun. Sedangkan nilai aset mengalami kenaikan 16,96%, dari Rp 4,36 triliun per akhir 2021 menjadi Rp 5,10 triliun per akhir 2022.
Dari sisi pendapatan, baik pendapatan usaha maupun pendapatan investasi sama-sama meningkat, masing-masing sebesar 8,47% dan 107,31%, hingga mencapai total pendapatan sebesar Rp 757,07 miliar.
Selain itu, dalam RUPST juga menyetujui penyisihan untuk cadangan jaminan sebesar 5% dari laba bersih Perseroan tahun 2022 atau senilai Rp 12,70 miliar, dan penyisihan untuk cadangan wajib perseroan yaitu senilai Rp3 miliar, serta penunjukan kantor akuntan publik untuk mengaudit buku-buku Perseroan tahun buku 2023.
(fsd/fsd)