Market Commentary

IHSG Balik Arah Koreksi Tipis, 5 Saham Ini Penyebabnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 26/05/2023 13:11 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun tipis pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (26/5/2023), di mana isu negosiasi plafon utang AS tetap menjadi perhatian utama para pelaku pasar di Indonesia.

Hingga pukul 12:00, IHSG turun tipis 0,01% ke posisi 6.703,77. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700 hingga sesi I hari ini.

Secara sektoral, sektor energi kembali membebani IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 0,91%.


Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
GoTo Gojek TokopediaGOTO-3,84109-1,80%
Bayan ResourcesBYAN-3,3818.725-0,93%
Astra InternationalASII-2,336.550-0,76%
Bank MandiriBMRI-2,335.150-0,48%
United TractorsUNTR-1,5323.075-1,81%

Sumber: Refinitiv

Saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 3,8 indeks poin.

Selain itu, dua saham raksasa batu bara juga membebani IHSG hari ini, yakni saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sebesar 3,4 indeks poin dan saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 1,5 indeks poin.

Berdasarkan laporan Reuters yang dikutip pada Kamis kemarin, terdapat perkembangan positif dalam perundingan antara Gedung Putih dan perwakilan Partai Republik mengenai peningkatan plafon utang AS.

Ketua DPR AS asal Partai Republik, Kevin McCarthy, menyatakan bahwa kesepakatan masih memungkinkan sebelum Juni.

McCarthy mengungkapkan keyakinannya setelah pertemuan selama empat jam antara perunding yang dipilihnya dan Presiden AS, Joe Biden.

Meskipun Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, telah memperingatkan tentang potensi kehabisan uang untuk membayar tagihan-tagihan pada awal Juni, McCarthy optimis bahwa kesepakatan masih bisa dicapai.

Selain itu, rilis data indeks belanja konsumsi perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) AS oleh Biro Analisis Ekonomi (BEA) pada Jumat malam juga menjadi fokus perhatian pasar.

Data PCE inti yang akan dirilis dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga yang akan diambil oleh Federal Reserve.

PCE inti, yang tidak termasuk item makanan dan energi yang volatil, diproyeksikan naik 0,3% dari bulan sebelumnya dan 4,6% secara tahunan. Kenaikan tersebut bisa mempengaruhi keputusan Federal Reserve dalam menaikkan atau menunda suku bunga pada rapat tengah Juni.

Para ekonom memperingatkan bahwa kegagalan dalam mencapai kesepakatan plafon utang AS bisa memicu resesi di AS, meningkatkan biaya pembiayaan dan suku bunga pinjaman, serta berdampak negatif pada ekonomi global. I

nvestasi dan pasar keuangan di Indonesia, termasuk IHSG cenderung akan terpengaruh oleh perkembangan negosiasi plafon utang AS dan rilis data PCE AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat