Soal Investor Strategis Garuda, Ini Bocoran Erick Thohir
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mencari partner strategis untuk perusahaan maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) pasca melakukan restrukturisasi.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, pencarian investor strategis tersebut salah satunya dilakukan bersama Indonesia Investment Authority (INA). Namun, Erick menyebut, kondisi saat ini sangat sulit dilakukan karena persoalan ekonomi global.
"Sudah (cari investor strategis), tapi dengan sekarang situasi isu-isu Amerika Serikat yang gagal bayar semua pasar juga nerveous," kata Erick di gedung Kementerian BUMN, Kamis (25/5).
Lebih lanjut, Erick mengungkapkan Garuda rencananya akan bekerjasama dengan maskapai penerbangan yang dapat memberikan akses ke luar negeri, salah satunya Qatar dan Unit Emirat Arab (UEA).
Di sisi lain, Garuda tetap akan berfokus pada bisnis penerbangan untuk dalam negeri.
Selain itu, Ia juga menyebut Garuda belum akan bergabung ke holding BUMN aviasi dan pariwisata PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dalam waktu dekat. Karena Garuda baru saja menyelesaikan restrukturisasi.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, Garuda telah melakukan pembahasan dengan beberapa maskapai dari Timur Tengah. Namun sayangnya, pembahasan tersebut masih pada tahap awal sehingga nilai investasinya belum dapat disebutkan.
Pertemuan lanjutan rencananya akan kembali digelar. Namun Kartika akan menunggu terlebih dahulu laporan kinerja Garuda pada kuartal 1-2023 sehingga bisa meyakinkan para calon investor. Dia menargetkan dari aksi korporasi tersebut, Garuda bisa mendapatkan pendanaan hingga US$ 400 juta.
"Kami targetkan setidaknya US$ 300 juta sampai US$ 400 juta. Namun kami tidak tahu investor bagaimana," sebutnya.
(fsd/fsd)