BUMN Ajukan PMN Rp1,5 T Buat INKA, Mau Bendung Impor KRL?

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
26 May 2023 07:45
TANJUNG PRIOK, JAKARTA, JAN-06 : Workers lowered a series of electric train from Japan upon arrival at Tanjung Priok Port, Jakarta, on January 06,2016. A total of 18 units to serve commuter KRL Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi arrived at Tanjung Priok Port, marking the end of the procurement program trains 120 PT KAI Commuter Jabodetabek 2015. (Photo by Dasril Roszandi/NurPhoto) (Photo by NurPhoto/NurPhoto via Getty Images)
Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp 1,5 triliun untuk PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, nantinya dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan produksi kereta api.

"Saya sudah memasukan juga ke 2024 salah satu PMN untuk INKA Rp 1,5 triliun kalau gak salah, asal konteksnya memperbesar produksi," kata Erick saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Kamis (25/5).

Erick menjelaskan, anggaran tersebut diperlukan karena jumlah kereta api yang diproduksi perseroan saat ini masih sangat terbatas. Bahkan, sejak 2022 hingga 2025 perseroan belum bisa memasok jumlah Kereta Rel Listrik (KRL Commuter Line) yang dibutuhkan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Menurutnya, pemerintah dapat mengambil alternatif impor rangkain bekas KRL dari Jepang karena terbatasnya produksi kereta api di dalam negeri. Namun, rencana tersebut masih menunggu keputusan dari kementerian terkait yaitu, Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya bilang waktu itu kan saya diundang rapat sama Menko, Menhub, Menteri Industri, lalu saya bilang saya menunggu dua data final, satu dari INKA berapa besar bisa memproduksi daripada gerbong itu, minta datanya. Saya juga meminta KAI untuk mereview ulang pasca Covid kenaikan jumlah yang memakai kereta," jelasnya.

Erick mengungkapkan keputusan tersebut nantinya diambil berdasarkan data produksi KRL dari INKA untuk periode tertentu. Serta, jumlah permintaan penumpangnya yang harus di-review oleh PT KAI (Persero).

"Kalau data ini sudah keluar baru kita bisa sinkronkan, jadi bisa ada keputusan, berapa lokal berapa yang impor, jadi bukan ribut impor dalam negeri, tanpa solusi buat masyarakat," ungkapnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri BUMN dan Jaksa Agung Bahas Aset Jiwasraya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular