Analisis Teknikal

Masih Lelah, IHSG Butuh Istirahat Lagi Hari Ini?

Riset, CNBC Indonesia
Jumat, 26/05/2023 06:15 WIB
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup memerah pada perdagangan Kamis (25/5/2023), menghentikan reli kenaikan 4 hari beruntun sebelumnya.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup merosot 0,62% ke posisi 6.704,23. Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp9,63 triliun dan volume perdagangan 18,68 miliar saham. Sebanyak 304 saham turun, 226 saham naik, dan 213 saham stagnan.


Kendati memerah pada Kamis, dalam lima hari perdagangan terapresiasi IHSG menjadi 0,62%. Namun, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 2,14%.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia membebani IHSG paling besar yakni 15 indeks poin lebih. PT Gojek Tokopedia juga berkontribusi 5,74 indeks poin. Selain itu, PT Telkom Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya dan PT Adaro Energy Indonesia masing-masing 4 indeks poin lebih.

Sentimen dari Bank Indonesia (BI) soal pengumuman suku bunga acuan tampaknya tidak begitu mampu menahan penurunan IHSG pada Kamis.

Pada Kamis sore BI secara konsisten mempertahankan suku bunga acuan pada level yang stabil, yaitu 5,75%. Sebagai informasi, BI telah menahan suku bunga acuan selama empat bulan berturut-turut.

Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi pasar dan menggambarkan komitmen bank sentral terhadap stabilitas ekonomi. Suku bunga fasilitas simpanan overnight dan fasilitas pinjaman juga dipertahankan pada tingkat masing-masing 5% dan 6,5%.

Bank Indonesia menjelaskan bahwa sikap kebijakan saat ini bertujuan untuk menjaga inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3 ± 1% sepanjang tahun ini.

Selain itu, bank sentral berupaya mendorong inflasi utama agar mencapai target 3 ± 1% pada kuartal ketiga.

Para pembuat kebijakan yakin bahwa kebijakan ini akan memastikan stabilitas harga dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, Bank Indonesia juga mencatat adanya pemulihan yang terus berlanjut dalam aktivitas ekonomi pada kuartalII/2023.

Proyeksi pertumbuhan penuh tahun 2023 diperkirakan berada dalam kisaran 4,5-5,3%. Selaras dengan itu, neraca pembayaran negara kemungkinan akan mengalami surplus pada tahun ini, mencerminkan stabilitas sektor eksternal Indonesia.

Mengenai prospek kebijakan moneter mendatang dan kemungkinan penurunan suku bunga, bank sentral belum memberikan indikasi yang jelas.

Keputusan lanjutan terkait suku bunga akan didasarkan pada perkembangan inflasi, stabilitas keuangan, dan faktor-faktor ekonomi lainnya.

Bank Indonesia tetap berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara menjaga inflasi terkendali dan mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.

Hari ini, kabar lanjutan soal plafon utang AS masih mewarnai pergerakan pasar global, termasuk RI. Demikian pula, investor masih mencerna keputusan suku bunga oleh BI.

Tidak hanya itu, investor akan akan menunggu pula rilis data penting dari sejumlah negara, seperti penjualan ritel Britania Raya, keyakinan konsumen Italia, hingga data indeks belanja konsumsi perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) inti per April, yang menjadi acuan inflasi favorit The Fed.

Analisis Teknikal

Foto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Kamis, IHSG membentuk candle bearish marubozu setelah nyari seharian di zona merah dan menembus support terdekat di 6.727.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 42,97.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawah garis sinyal dengan kecenderungan menyempit. MACD masih belum berhasil membentuk indikator bullish reversal golden cross yang tampak sejak akhir perdagangan Rabu.

Hari Ini, IHSG berpotensi menguji support terdekat di level psikologis 6.700 untuk menentukan arah selanjutnya. Apabila level tersebut tertembus, level support selanjurnya di kisaran 6.660-6.655.

Sementara, area resistance untuk IHSG berada di 6.755.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Kocok Ulang Anggaran, Dana Investor Jumbo Lari Kemana?