Market Commentary

IHSG Mager Naik, 6 Saham Ini Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 24/05/2023 12:43 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan Rabu (24/5/2023), di tengah sikap investor yang menanti hasil dari Rapat Gubernur Bank Indonesia (BI) besok.

Hingga pukul 12:00 WIB atau akhir perdagangan sesi I hari ini, IHSG melemah 0,12% ke posisi 6.728,9. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700 hingga sesi I hari ini.

Secara sektoral, kesehatan menjadi pemberat terbesar indeks pada hari ini, yakni sebesar 1,06%.


Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini, berikut daftarnya:

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank MandiriBMRI-4,725.075-0,98%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-3,84113-1,74%
Kalbe FarmaKLBF-2,462.070-2,36%
Adaro Energy IndonesiaADRO-1,992.230-2,62%
Bank Negara IndonesiaBBNI-1,888.850-1,12%
Bank Central AsiaBBCA-1,719.100-0,27%

Sumber: Refinitiv

Tiga saham bank raksasa yang beberapa hari sebelumnya sempat menjadi penopang indeks pada hari ini menjadi pemberat indeks. Adapun ketiga saham bank raksasa tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 4,7 indeks poin, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 1,9 indeks poin, dan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 1,7 indeks poin.

Selain tiga saham bank raksasa, saham emiten farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga menjadi pemberat indeks yakni sebesar 2,5 indeks poin.

Pasar Indonesia menghadapi kekhawatiran mengenai negosiasi plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS) yang sedang berlangsung.

Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy belum mencapai kesepakatan mengenai peningkatan plafon utang sebesar US$ 31,4 triliun. Gagal bayar (default) pun semakin dekat dan hal ini dapat berdampak negatif pada ekonomi global, termasuk Indonesia.

Pertemuan terakhir antara kedua belah pihak menegaskan pentingnya mencapai kesepakatan bipartisan untuk menghindari default. Namun, terdapat perbedaan pendapat yang signifikan antara Partai Demokrat yang dipimpin oleh Biden dan Partai Republik yang diperkuat oleh McCarthy.

Para analis ekonomi khawatir akan dampak kegagalan negosiasi ini. Jika AS gagal bayar, ekonomi global diperkirakan akan terganggu secara signifikan. Dampaknya termasuk peningkatan biaya pembiayaan dan suku bunga pinjaman yang dapat mempengaruhi perbankan global, termasuk Indonesia.

Meskipun demikian, ada pandangan yang berbeda di kalangan ekonom. Beberapa ahli berpendapat bahwa gagal bayar AS tidak akan berdampak signifikan pada industri perbankan Indonesia.

Mereka menyoroti margin bunga bersih yang tinggi dan rasio kecukupan modal yang kuat pada sektor perbankan Indonesia.

Di lain sisi, investor cenderung wait and see menanti pengumuman hasil RDG BI pada Kamis besok. BI diproyeksi akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral Tanah Air tersebut akan kembali menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.

Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.

Kubu MH Thamrin sudah mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.

Suku bunga kemudian dipertahankan pada level tersebut pada pertemuan Februari, Maret, dan April.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat