
Belum Ada Titik Terang Utang AS, Rupiah Bisa Kehilangan Arah

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat dua hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin, mengakhiri perdagangan di Rp 14.875/US$ atau menguat tipis 0,07% saja.
Pada perdagangan Rabu (24/5/2023) rupiah kemungkinan masih akan bergerak fluktuatif seperti kemarin, sebab pelaku pasar berfokus pada perundingan pagu utang Amerika Serikat.
Beberapa hari sebelum Amerika Serikat kehabisan uang, perundingan masih alot dan belum ada titip temu. Partai Republik bahkan mempertanyakan apakah benar pemerintah akan kehabisan uang pada 1 Juni mendatang seperti yang dikatakan Kementerian Keuangan AS.
"Kami ingin melihat transparansi kenapa mereka menyebut tanggal itu," kata Steve Scalise, anggota DPR dari Partai Republik, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (23/5/2023).
1 Juni kurang lebih satu pekan lagi, dan pelaku pasar dunia menaruh perhatian penuh pagu utang AS, karena jika tidak dinaikkan maka akan terjadi gagal bayar, dan bisa memicu gejolak di pasar finansial.
Secara teknikal, pelemahan rupiah yang disimbolkan USD/IDR sebelumnya masih ditahan rerata pergerakan 50 hari (Moving Average 50/MA 50). Dengan demikian, rupiah masih berada di bawah MA 50, 100 dan 200.
Mata Uang Garuda juga masih berada jauh di bawah Rp 15.090/US$ yang bisa menjadi kunci pergerakan rupiah ke depannya.
Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 50% yang ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian kini sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic yang berada di wilayah overbought membuka peluang penguatan rupiah.
Resisten terdekat berada di kisaran ke Rp 14.910/US$ - Rp 14.920/US$. Selama bertahan di bawah level tersebut, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.850/US$. Penembusan ke bawah level tersebut bisa membawa rupiah menguji Rp 14.800/US$.
Sementara jika resisten ditembus, rupiah berisiko melemah menuju Rp 14.970/US$.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terpuruk! Rupiah Makin Dekat Rp 15.000/US$