Naik Turunnya Harga Emas Tergantung Sinyal-Sinyal Ini.....

mae, CNBC Indonesia
24 May 2023 07:07
Emas
Foto: Pexels/Steinberg

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas bergerak labil di tengah harap-harap cemas pelaku pasar menunggu risalah Federal Open Market Committee (FOMC).

Pada perdagangan Selasa (23//5/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.977,45 per troy ons. Harganya naik 0,41%.

Namun, emas melemah pada pagi hari. Pada perdagangan Rabu (24/5/2023) pukul 06:12 WIB, harga emas di pasar spot internasional ada di posisi US$ 1.976,99 per troy ons. Harganya melemah 0,02%.

Dalam sepekan terakhir, harga emas memang bergerak sangat labil. Sejak Senin pekan lalu (15/5/2023), harga emas tidak pernah ditutup menguat atau melemah secara beruntun.


Harga emas terus ditutup melemah kemudian menguat atau sebaliknya.  Dalam delapan perdagangan terakhir emas menguat empat hari dan melemah empat hari.

Labilnya pergerakan emas sejalan dengan kuatnya tarik menarik antara sentimen negatif dan positif.

Emas diuntungkan oleh ketidakpastian krisis perbankan dan plafon utang pemerintah Amerika Serikat (AS).

Seperti diketahui, negosiasi kenaikan plafon utang Amerika Serikat (AS) dari US$ 31,4 triliun antara Perwakilan Presiden Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik pada Selasa (23/5/2023) tanpa tanda-tanda kemajuan. Risiko gagal bayar kian terasa.

Kedua pihak tetap terpecah tentang bagaimana mengendalikan defisit federal, dengan Demokrat berpendapat orang Amerika yang kaya dan bisnis harus membayar lebih banyak pajak, sementara Partai Republik menginginkan pemotongan pengeluaran.

Krisis plafon utang pemerintah AS membuat emas sebagai aset aman semakin menarik.

Namun, emas melemah karena pasar kini berbalik arah dalam memperkirakan kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Semula pasar optimis jika The Fed akan melunak tetapi kemudian menjadi pesimis dengan banyaknya komentar hawkish pejabat The Fed.

Arah kebijakan The Fed diharapkan bisa diproyeksi lebih jelas setelah risalah FOMC keluar Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Risalah tersebut diharapkan bisa memberi sinyal kapan The Fed akan mulai menahan suku bunga atau bahkan memangkasnya.

Pasar kini bertaruh 31,4% jika The Fed akan tetap menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Juni mendatang sementara 68,6% bertaruh The Fed mulai menahan suku bunga.

Analis FXStreet Valeria Bednarik menjelaskan emas akan beregrak netral dalam jangka pendek.

"Pasar tengah berada ketidakpastian mengenai kebijakan The Fed ke depan. Risalah FOMC diharapkan bisa memberi sinyal yang lebih jelas mengenai kebijakan moneter ke depan," tutur Bednarik, dikutip dari FXStreet.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular