Terbang di Awal Pandemi, Nasib Saham Masker MEDS Kini Miris
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten alat kesehatan PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) terus terbenam dalam tren penurunan (downtrend). Padahal, saham ini sempat melonjak di awal listing.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (23/5/2023), pulul 10.54 WIB, saham MEDS berada di angka Rp76/saham, turun 1,30% dibandingkan hari sebelumnya.
Selama 2023, saham MEDS sudah anjlok 43,28%.
Sebelum tersungkur, saham ini sempat melonjak ke Rp476/saham pada 22 Agustus 2022 atau 12 hari usai emiten tersebut melantai di bursa.
Asal tahu saja, MEDS listing pada 10 Agustus 2022 dengan harga penawaran perdana (IPO) Rp125/saham. Dana IPO yang diraup perusahaan sebesar Rp39,06 miliar.
MEDS memang sempat mengalami pertumbuhan laba yang signifikan pada masa pagebluk.
Pada 2020, di tengah masa puncak pandemi COVID-19, sektor kesehatan mengalami lonjakan permintaan akan produk-produk kesehatan.
MEDS, sebagai salah satu emiten di sektor kesehatan, menerima banyak pesanan untuk produk alat kesehatan sehingga laba pada 2020 sangat tinggi.
Namun, seiring berjalannya waktu, pada 2021 situasi COVID-19 mulai terkendali dengan adanya vaksin, dan pada tahun 2022 banyak masyarakat yang sudah tidak memerlukan masker lagi.
Hal ini berdampak pada kinerja MEDS pada 2021 dan 2022, di mana laba bersih perusahaan mengalami penurunan.
Pada 2020, laba bersih MEDS mencapai Rp38 miliar, kemudian menurun menjadi Rp27 miliar pada tahun 2021, dan turun drastis 99% menjadi Rp237 juta pada tahun 2022.
Penurunan laba ini disebabkan oleh penurunan pendapatan atau penjualan yang mempengaruhi laba MEDS. Pendapatan perusahaan turun 50% dari Rp76 miliar pada tahun 2021 menjadi Rp38 miliar pada tahun 2022.
Dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan juga turun, namun sayangnya beban lainnya justru meningkat.
Berdasarkan catatan kaki laporan keuangan MEDS per 31 Desember 2022, penjualan MEDS turun terutama pada produk penjualan masker plus, masker, bouffant cap, antiseptik, dan penjualan lainnya tidak memberikan kontribusi pendapatan sama sekali.
Kinerja MEDS juga semakin tertekan pada kuartal I 2023. Perusahaan membukukan rugi bersih Rp4,33 miliar per 31 Maret 2023.
Padahal, pada kuartal I 2022, perusahaan masih membukukan laba bersih Rp2,73 miliar.
Hal tersebut seiring pendapatan bersih yang anjlok 71,06% secara tahunan menjadi Rp3,77 miliar pada triwulan pertama 2023.
Kendati demikian, manajemen MEDS optimistis, prospek usaha perseroan ke depannya akan tetap berada dalam tren yang konsisten seiring dengan meningkatnya mobilitas dan meningkatnya daya beli masyarakat.
"Selain itu, gaya hidup masyarakat setelah pandemi Covid-19 mulai bergeser, di mana kebutuhan terkait alat kesehatan menjadi prioritas, terutama kebutuhan masker yang telah melekat sebagai atribut sehari-hari," kata manajemen.
Menurut penjelasan manajemen, pada 2023, perseroan akan terus berinovasi dalam menambah produk2 bisnis di bidang alat Kesehatan lainnya selain masker. "Ini mengingat saat ini covid-19 di Indonesia sudah masuk proses transisi dari pandemi ke endemi," jelas manajemen.
Manajemen melanjutkan, salah satu strategi yang disusun oleh direksi adalah dengan melakukan Kerjasama dengan beberapa perusahaan alat kesehatan lainnya dan mendistribusikannya ke perusahaan BUMN di Indonesia.
"Sehingga kami yakin dengan strategi ini merupakan peluang dan kesempatan yg baik untuk kemajuan perseroan," imbuh pihak MEDS.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(trp/trp)