Buat Ekspansi Ini, PGEO Terbitkan Green Bond US$ 500 Juta
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertamina Geotermal Energy (PGEO) menyebut akan mempertimbangkan opsi penerbitan green bond untuk ekspansi bisnis. Langkah ini dilakukan setelah perusahaan tahun ini sukses menerbitkan green bond perdana pasca melantai di bursa.
Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah menyebut obligasi global berupa green bond tersebut siap diterbitkan dalam beberapa tahun ke depan untuk membiayai sejumlah pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), sehingga kapasitas terpasang perusahaan bertambah 600 MW hingga 2027.
Saat ini PGE mengelola 14 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang sebesar 1,9 Gigawatt (GW), dimana 672 Megawatt (MW) dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE serta 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.
Pasca ekspansi, tahun 2027 diharapkan kapasitas terpasang yang dioperasikan PGEO naik menjadi 1.272 MW.
"Pertamina Geothermal merencanakan modal kerja yang total nilainya US$ 1,6 miliar," sebut Nelwin.
Modal kerja tersebut digunakan untuk ekspansi kapasitas pembangkit hingga tahun 2027.
Nelwin menyebutkan bahwa investasi tahun ini mencapai US$ 250 juta, naik signifikan dari belanja modal tahun lalu yang hanya US$ 60 juta. Sementara itu untuk tahun 2024 mencapai US$ 350 juta dan tiga tahun setelahnya secara kumulatif mencapai US$ 1 miliar.
Untuk mendanai ekspansi tersebut Nelwin menyebut perusahaan akan mengambil dari tiga kantong utama. Pertama dari sisa emisi IPO senilai US$ 500 juta, kemudian US$ 300 hingga US$ 400 juta dari kas internal perusahaan dan US$ 500 juta lagi dari penerbitan green bond.
Sebelumnya PGEO sukses menerbitkan green bond senilai US$ 400 juta yang secara eksklusif digunakan untuk reinancing utang perseroan. Pada penerbitan sebelumnya, green bond PGEO diserbu oleh investor dan terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali. Surat utang tersebut telah mendapatkan peringkat Baa3 (Stable) dari Moody's dan BBB- (Stable) dari Fitch.
(fsd/fsd)