Market Commentary

IHSG Gagal Menguat, 6 Saham Jadi Biang Kerok

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
17 May 2023 16:46
Pengunjung memperhatikan layar elektronik pergerakan saham di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa (27/12). Menjelang pergantian tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 1,50 persen menjadi 5.102 poin. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/16.
Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan Rabu (17/5/2023), di mana perdagangan IHSG pada hari ini cenderung volatil.

Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG melemah 0,2% ke posisi 6.663,11. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.600, meski sejenak sempat menyentuh level psikologis 6.700 pada awal perdagangan sesi I hari ini.

Secara sektoral, sektor energi menjadi pemberat terbesar indeks pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,79%.

Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini, sehingga IHSG gagal bertahan di zona penguatan. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
GoTo Gojek TokopediaGOTO-9,60113-4,24%
Bayan ResourcesBYAN-4,8318.900-1,31%
Adaro Energy IndonesiaADRO-4,312.540-4,87%
Kalbe FarmaKLBF-1,972.160-1,82%
United TractorsUNTR-1,8524.025-1,74%
Indo Tambangraya MegahITMG-1,5326.300-4,36%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar indeks pada hari ini, yakni mencapai 9,6 indeks poin.

Akan tetapi, emiten raksasa batu bara mendominasi pemberat indeks pada hari ini. Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) misalnya, turun 4,8 indeks poin.

Sentimen dari nilai ekspor Indonesia yang tertekan menjadi penghambat kinerja saham tambang.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia April 2023 tercatat US$ 19,29 miliar, turun 17,62% dibandingkan Maret lalu dan anjlok 29,4% dibanding April 2022.

Penurunan nilai ekspor anjlok akibat dari merosotnya harga komoditas serta pelemahan permintaan sejumlah komoditas, efek dari perlambatan ekonomi global.

Nilai impor Indonesia April 2023 juga mengalami penurunan ke posisi US$ 15,35 miliar. Nilai impor turun 25,45% secara bulanan, dan menyusut 22,32% dibandingkan April 2022.

Emiten-emiten yang berada di sektor yang berkaitan dengan ekspor dan terutama komoditas kemungkinan akan mengalami tekanan dalam beberapa hari ke depan.

Selain itu, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) yang masih akan bersikap hawkish juga membebani pasar pada hari ini.

Presiden The Fed wilayah Richmond pun menyatakan ia masih "nyaman" jika suku bunga kembali naik untuk menurunkan inflasi.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular