Astaga Ini Emiten yang Bikin IHSG Anjlok Hari Ini

Awar Muhammad, CNBC Indonesia
Selasa, 16/05/2023 18:08 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Selasa (16/5/23) anjlok 0,52% menjadi 6.676,56 secara harian. 

Sebanyak 347 saham melemah, 200 saham naik, sementara 197 saham lainnya cenderung stagnan. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 8,43 triliun dengan melibatkan 17,52 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,24 juta kali.

Setelah sempat dibuka menguat beberapa saat, IHSG bergerak konsisten di wilayah negatif hingga perdagangan ditutup. Dalam lima hari perdagangan IHSG terkoreksi 1,40%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 2,54%.


Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv sebagian besar sektor melemah. Sektor Barang pokok menjadi yang paling merugikan indeks dengan penurunan hampir dua persen, sedangkan sektor kesehatan menjadi yang paling menguntungkan dengan kenaikan sekitar satu persen.

Adapun lima bottom movers IHSG berdasarkan bobot indeks poinnya pada penutupan sesi II hari ini masih didominasi dari sektor perbankan-finansial dengan komposisi sebagai berikut:

1. PT Bank Mandiri (-5,63)

2. PT Merdeka Copper Gold (-5,44)

3. PT Bank Central Asia (-5,27)

4. PT Astra International (-3,48)

5. PT Bank Negara Indonesia (-2,81)

Sejatinya, sentimen pasar pada hari ini cenderung positif, terutama dari Amerika Serikat (AS) dimana pemerintah AS serius untuk membahas masalah plafon utang.

Pertemuan antara Presiden AS, Joe Biden dengan Ketua DPR dari Partai Republik, Kevin McCarthy menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Maklum saja, kurang lebih dua pekan kedepan, AS terancam mengalami gagal bayar (default) jika batas pagu utang tidak dinaikkan.

Partai Republik yang merupakan oposisi menguasai DPR AS, sehingga menyulitkan bagi Biden untuk meloloskan anggaran belanja. Baik anggota Parta Demokrat maupun Republik sedang mencari landasan yang sama dalam hal belanja dan regulasi energi sebelum Biden dan McCarthy bertemu besok.

Berkaca dari sebelumnya, kisruh pagu utang membuat Negeri Paman Sam mengalami kerugian miliaran dolar. Itu pun yang terjadi bukan gagal bayar, baru sebatas shutdown atau penutupan sebagian layanan pemerintahan karena tidak adanya anggaran.

Shutdown bukan hal yang baru, pernah terjadi berkali-kali di AS. Yang terakhir dan masih segar di ingatan adalah shutdown di era pemerintahan Presiden AS ke-45, Donald Trump.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Putar Otak Genjot Kredit Saat Daya Beli & Ekonomi Lesu