Dulu Bernilai Rp85 T, Vice Kini Bangkrut & Diobral

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
Selasa, 16/05/2023 12:30 WIB
Foto: (Getty Images/Mario Tama)

Jakarta, CNBC Indonesia - Media alternatif raksasa Vice mengumumkan pengajuan kebangkrutannya pada Senin, (15/5/2023). Vice dikabarkan kesulitan untuk beradaptasi di dunia media online.

Sekelompok pemberi pinjaman untuk Vice, termasuk Fortress Investment Group dan Soros Fund Management, berada di posisi terdepan untuk mengakuisisi perusahaan dari kebangkrutan. Grup tersebut telah mengajukan tawaran sebesar US$225 juta atau Rp3,32 triliun, yang akan ditutupi oleh pinjaman yang ada kepada perusahaan. Sekaligus mengambil alih "kewajiban signifikan" dari Vice setelah mencapai kesepakatan.

Proses penjualan mengikuti selanjutnya. Pemberi pinjaman telah mendapatkan pinjaman US$20 juta atau Rp295,6 miliar untuk terus mengoperasikan Vice dan kemudian, jika tawaran yang lebih baik tidak muncul, grup yang mencakup Fortress dan Soros akan mengakuisisi Vice.


Meski ada isu akuisisi ini, operasi harian untuk bisnis Vice, yang selain situs web andalannya termasuk biro iklan Virtue, divisi Pulse Films, dan Refinery29, situs yang berfokus pada wanita yang diakuisisi oleh Vice pada 2019 dikabarkan tidak akan terganggu.

Namun, impian yang pernah dimiliki oleh para pendirinya tentang debut pasar saham atau penjualan dengan valuasi yang luar biasa telah terhapus. Perusahaan itu padahal pernah bernilai US$ 5,7 miliar atau sekitar Rp85 triliun pada masa jayanya.

Investasi dari raksasa media seperti Disney dan investor keuangan seperti TPG, yang menghabiskan ratusan juta dolar, akan menjadi tidak berharga oleh kebangkrutan, memperkuat status Vice sebagai taruhan buruk yang paling menonjol di industri media.

Seperti beberapa rekannya di industri media digital, termasuk BuzzFeed dan Vox Media, Vice dan investornya bertaruh besar pada meningkatnya kekuatan jaringan media sosial seperti Facebook dan Instagram, mengantisipasi mereka akan menghadirkan gelombang pembaca dari generasi muda.

Meskipun jutaan pembaca datang, perusahaan media baru kesulitan mendapatkan keuntungan dari mereka, dan sebagian besar dolar iklan digital masuk ke platform teknologi utama. Bulan lalu, BuzzFeed menutup divisi berita dan Vox Media awal tahun ini mengumpulkan uang kira-kira setengah lebih sedikit dari 2015.

"Jelas ada kesamaan dalam kesulitan yang dihadapi organisasi media dan Vice tidak terkecuali. Kami sekarang tahu bahwa merek yang terhubung ke media sosial untuk pertumbuhan dan audiensnya saja tidak berkelanjutan," kata Mitra Kalita, pendiri dan penerbit Epicenter-NYC, sebuah perusahaan jurnalisme komunitas yang berbasis di Queens.

Vice terdiri dari jaringan perusahaan yang terkait dengan berbagai bisnisnya, termasuk rumah produksi film Pulse Films dan agensi iklan Carrot Creative. Namun, Vice diberitakan memiliki hutang sebesar US$834 juta, jauh lebih kecil dari jumlah yang baru-baru ini sedang dibicarakan oleh Vice untuk dijual.

Vice juga disebut berutang jutaan dolar kepada beberapa mitra bisnis terbesarnya. Salah satunya ke perusahaan teknologi informasi Wipro, hampir sebesar US$10 juta. Ada pula salah satu pendiri Refinery Justin Stefano yang berutang lebih dari US$500.000, dan Davis Wright Tremaine, firma hukum yang mewakili Vice, memiliki klaim lebih dari $300.000.

Pengajuan kebangkrutan akan memberi perusahaan sedikit kelegaan dari beban utangnya yang berat karena pemberi pinjaman, termasuk Fortress, berusaha menyelamatkan investasi mereka. Vice Media mendapatkan pinjaman sebesar US$250 juta dari Fortress and Soros Fund Management pada tahun 2019 karena berjuang untuk mendapatkan keuntungan. Namun, Vice gagal membayar pinjaman itu selama berbulan-bulan.

"Pemberi pinjaman masuk dan berkata, 'Saya sudah selesai mendanai kerugian - jika saya akan mendanai kerugian, saya akan mengambil kendali perusahaan,'" kata Eric Snyder, ketua kebangkrutan di firma hukum Wilk Auslander.

"Bukan hal yang aneh jika pemberi pinjaman masuk dan memberi tahu debitur, peminjam, 'Anda membuat perusahaan bangkrut, dan akan mengajukan untuk menjual, kami akan mengajukan penawaran pertama," tambahnya

Fortress melihat beberapa petinggi penting Vice akan tetap tinggal di perusahaan. Mereka seperti Shane Smith, yang menjadi identik dengan jurnalisme 'gonzo'-nya, Hozefa Lokhandwala dan Bruce Dixon, yang merupakan co-chief executives di Vice.

Menurut ketentuan pinjaman kebangkrutan Vice, perusahaan memiliki waktu 55 hari untuk menyelesaikan penjualan. Dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan kebangkrutan, Vice mengatakan bahwa batas waktu penjualan ketat.

Dalam sebuah pernyataan, Dixon dan Lokhandwala mengatakan bahwa penjualan kebangkrutan pada akhirnya akan "memperkuat perusahaan."

"Kami berharap dapat menyelesaikan proses penjualan dalam dua hingga tiga bulan ke depan dan memetakan babak berikutnya yang sehat dan sukses di Vice." ungkapnya.


(Mentari Puspadini/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Masih Panas, Bisnis Packaging Kertas Bersiap Antisipasi