IHSG Longsor Lagi, 5 Saham Ini Jadi Biang Kerok
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan sesi I pada Jumat (12/5/2023) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,48% menjadi 6723,68
Sebanyak 287 saham melemah, 199 saham menguat, sementara 227 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan transaksi mencapai Rp4,75 triliun dengan melibatkan 15,11 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 753.714 kali.
Sementara itu, secara year-to-date IHSG masih membukukan pelemahan sebesar 1,85%.
Secara sektoral, sektor basic material menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai -1,26%. Kemudian disusul sektor technology sebesar 1,22% dan sektor utilities sebesar -0,59.
Ada lima saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan sesi I hari ini, berdasarkan bobot indeks poin-nya sebagai berikut :
- TLKM (-14,45)
- BMRI (-9,38)
- MDKA (-2,29)
- BBNI (-1,87)
- BYAN (-1,44)
Sentimen pasar hari ini diwarnai pengumuman rebalancing MSCI global standard indexes karena menambah GOTO dalam konstituen-nya, sedangkan yang keluar dari MSCI global small cap indexes ada GGRM dan SILO.
Pengumuman perubahan konstituen MSCI tersebut akan berlangsung pada 31 Mei 2023 mendatang dan efektif pada 1 Juni 2023.
Kemudian, dari global terutama Amerika Serikat (AS) pelaku pasar masih mencermati pembahasan tentang plafon utang. Jika Kongres tidak mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum 1 Juni mendatang, potensi default dan kehabisan likuiditas masih membayangi pemerintah AS.
Sementara itu, pelaku pasar juga mulai memperhatikan China karena rilis data inflasi terbaru per April 2023 malah turun ke 0,1% YoY, dibandingkan periode sebelumnya yang masih tumbuh 0,7% YoY dan ekspektasi pasar di 0,4% YoY. Bahkan, secara bulanan China mengalami deflasi -0,1%. Ini menjadi perhatian yang cukup serius sebab China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia.
Sedangkan dari dalam negeri, pelaku pasar merespon positif data ekonomi yang cukup memuaskan dari Bank Indonesia (BI) yang melaporkan Survei Konsumen pada April 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat menjadi 126,1, dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 123,4.
Konsumen yang semakin optimis berkorelasi positif terhadap belanja konsumen yang potensi meningkat. Hal ini semakin dikonfirmasi dengan data Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2023 yang tercatat sebesar 215,3 atau tumbuh 4,9% YoY dibandingkan bulan sebelumnya 0,6% YoY.
BI juga memperkirakan kinerja penjualan eceran secara tahunan akan tetap kuat pada April 2023. Semakin optimis konsumen dan kinerja penjualan eceran tetap kuat tentu akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, sebab hingga kuartal I-2023 kontribusi konsumsi rumah tangga ke PDB telah mendominasi hingga 51,88%.
(tsn/tsn)