Analisis Teknikal

Duh Kacau, IHSG Hari Ini Bakal Merah Lagi Kayaknya Nih

Putra, CNBC Indonesia
12 May 2023 06:05
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup merosot 0,82% menjadi 6755,93 pada perdagangan Kamis (11/5/2023).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 333 saham melemah, 185 saham menguat, sementara 212 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan transaksi mencapai Rp10,50 triliun dengan melibatkan 18.78 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,60 juta kali.

Sementara itu, secara year-to-date IHSG masih membukukan pelemahan sebesar 1,38%.

Secara sektoral, sektor energy menjadi pemberat terbesar IHSG hari ini, yakni mencapai -2,56%. Kemudian disusul sektor basic material sebesar 1,87% dan consumer non-cyclical sebesar 0,88%

Ada lima saham yang menjadi pemberat IHSG pada perdagangan Kamis, berdasarkan bobot indeks poinnya sebagai berikut:

  1. BYAN (-9,54)
  2. BBCA (-8,77)
  3. TLKM (-6,02)
  4. ASII (-4,63)
  5. ADRO (-4,27)

Sejumlah sentimen pasar masih mewarnai pergerakan bursa global dan nasional kemarin. Walaupun inflasi AS semalam menunjukkan data yang membaik tetapi pembahasan tentang plafon utang masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar.

Jika Kongres tidak mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum 1 Juni mendatang, potensi default dan kehabisan likuiditas masih membayangi pemerintah AS.

Perhatikan pasar juga cukup serius dari China karena rilis data inflasi terbaru per April 2023 malah turun ke 0,1% YoY, dibandingkan periode sebelumnya yang masih tumbuh 0,7% YoY dan ekspektasi pasar di 0,4% YoY. Bahkan, secara bulanan China mengalami deflasi -0,1%. Ini menjadi perhatian karena China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia.

Hari ini, investor dalam negeri akan mencermati pergerakan Wall Street dan sejumlah data ekonomi makro global, seperti inflasi harga produksi AS per April, indeks keyakinan konsumen Australia hingga pertumbuhan ekonomi Inggris per kuartal I 2023.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada Kamis, IHSG menembus support terdekat 6.783, kendati mampu bertahan di atas support selanjutnya di area 6.727.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 44,55.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawah garis sinyal usai mengalami death cross pada 5 Mei lalu. Bar histogram juga masih di bawah teritorial negatif.

Hari ini, IHSG berpotensi kembali menguji support terdekat 6.727 sebelum menentukan arah selanjutnya. Apabila level tersebut tertembus, support selanjutnya berada di 6.637. Adapun, level resistance terdekat di 6.783.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular