Cadangan Melimpah, BUMI Kejar Produksi Batu Bara 80 Juta Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berniat meningkatkan produksi batu bara di 2023 dengan target di kisaran 75-80 juta ton. Sebelumnya, BUMI juga telah mengantongi restu dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memproduksi batubara sebanyak 81,35 juta ton.
Dari total target produksi tersebut, sebanyak 70% atau 52-55 juta ton di antaranya bakal dipenuhi dari anak usaha BUMI yaitu, PT Kaltim Prima Coal (KPC) dengan harga US$ 100-110 per ton. Sedangkan sisanya sebanyak 30% bakal dipenuhi dari PT Arutmin Indonesia. Sebagian produksi batu bara perusahaan diketahui difokuskan untuk suplai domestik terutama untuk PLN, dan 25% untuk ekspor.
Mengutip laporan terbaru BUMI Resources, Kamis (11/052023), KPC menjadi salah satu tambang batu bara termal dengan ekspor terbesar di dunia. Hal ini disebabkan karena KPC menguasai 25% produksi batu bara nasional.
Selain itu, KPC juga tercatat masih memiliki potensi produksi yang tinggi yang tentunya dibarengi dengan cadangan batu bara yang masih banyak pula. Sebab, saat ini tambang batu bara KPC belum dieksplorasi secara menyeluruh.
KPC sendiri punya perpanjangan 10 tahun masa konsesi izin usaha pertambangan khusus (IUPK) seluas 61.543 hektare (ha) dan akan berakhir tahun 2031. Per 2023, KPC memiliki total potensi batu bara sebanyak 3,67 miliar ton, dengan total cadangan batu bara yang sudah terbukti sebesar 784 juta ton.
Terdapat tiga jenis batu bara milik KPC yang dieksplorasi. Berdasarkan tingkatan kualitasnya, Prima Coal merupakan batu bara thermal berkualitas paling tinggi, kemudian diikuti oleh Pinang Coal, dan grade paling rendah Melawan Coal.
Cakupan pasar KPC sendiri sudah mencapai beberapa negara non-domestik, terutama banyak dari kawasan Asia Pasifik. Contohnya saja sepanjang 2022, KPC banyak mengekspor batubara ke pasar Asia.
Di 2022, KPC mengirimkan sekitar 29% batu bara ke China, kemudian 15% ke India, 8,5% ke Jepang, 5,8% ke Taiwan dan sisanya, ada beberapa negara lainnya, seperti Hong Kong dan Thailand, dengan porsi keseluruhan 10,4 persen. Adapun porsi penjualan batubara untuk pasar lokal sebesar 31,2% dari total penjualan KPC.
KPC pun sangat optimis untuk memproduksi batu bara lebih banyak dan melayani pasar-pasar penting di seluruh Asia, bahkan hingga mencapai pasar Eropa.
Namun demikian, manajemen BUMI pernah menyatakan bahwa realisasi produksi batubara tergantung pada sejumlah faktor. Salah satunya adalah cuaca. Tahun lalu, produsen batu bara terbesar ini menghadapi tantangan curah hujan tinggi yang mempengaruhi proses produksi.
Sebagai informasi, pada kuartal 1-2023, BUMI mencatatkan peningkatan pendapatan 30% menjadi US$ 454,9 juta dibandingkan periode yang sama 2022 senilai US$ 349,9 juta. Peningkatan pendapatan ini berkontribusi pada melesatnya laba perusahaan 39,3% menjadi US$ 60,2 juta.
Jika disatukan dengan KPC, pendapatan BUMI sepanjang kuartal I-2023 mencapai US$ 1,6 miliar. Perolehan ini naik 19% dibandingkan kuartal I-2022 senilai US$ 1,38 miliar. Tercatat penjualan KPC sebesar 10,7 juta ton, naik 3% dibandingkan kuartal I-2022 sebanyak 10,4% juta.
(dpu/dpu)