
Breaking! IHSG Ambles 1%, 7 Saham Big Cap Ini Biang Keroknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Kamis (11/5/2023), meski sentimen pasar global pada hari ini cenderung positif.
Per pukul 10:43 WIB, IHSGÂ ambles 1,01% ke posisi 6.742,96. IHSG kembali menyentuh zona psikologis 6.700 pada sesi I hari ini. Padahal akhir perdagangan kemarin, IHSG berhasil kembali ke zona psikologis 6.800.
Secara sektoral, sektor energi menjadi pemberat terbesar indeks pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,87%. Kemudian disusul sektor industri dasar sebesar 1,51% dan teknologi sebesar 1,12%.
Beberapa saham juga menjadi pemberat IHSG pada hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | -7,17 | 19.975 | -2,08% |
Telkom Indonesia | TLKM | -6,02 | 4.090 | -0,97% |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | -5,72 | 115 | -2,54% |
Bank Central Asia | BBCA | -5,26 | 8.850 | -0,84% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | -3,08 | 5.125 | -0,49% |
Astra International | ASII | -2,32 | 6.225 | -1,58% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | -2,31 | 2.860 | -2,72% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham raksasa batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi pemberat terbesar indeks pada hari ini, yakni sebesar 7,2 indeks poin.
Tak hanya itu, dua saham bank raksasa juga membebani IHSG pada hari ini, yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 5,3 indeks poin dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 3,1 indeks poin.
Terakhir ada saham batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang juga menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini, yakni sebesar 2,3 indeks poin.
IHSG terkoreksi saat sentimen pasar global, terutama dari Amerika Serikat (AS) cenderung positif. Kemarin malam waktu Indonesia, data inflasi AS periode April 2023 resmi dirilis.
Hasilnya, inflasi Negeri Paman Sam pada bulan lalu melandai ke 4,9% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih baik dibandingkan periode sebelumnya dan ekspektasi pasar yang proyeksi tetap bertahan di 5% (yoy).
Sedangkan untuk inflasi inti AS tetap bertahan di 5,5% (yoy), sama seperti bulan sebelumnya. Data inflasi yang melandai bisa menjadi pertimbangan The Fed agar tidak terlalu agresif di pertemuan FOMC mendatang.
Namun dari China, data inflasinya terus menurun. Inflasi China pada bulan lalu turun ke 0,1% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya yang masih tumbuh 0,7% (yoy) dan ekspektasi pasar di 0,4% (yoy).
Bahkan, secara bulanan China mengalami deflasi -0,1%. Ini menjadi perhatian yang cukup serius sebab China merupakan pasar ekspor terbesar bagi Indonesia.
Sejatinya, sentimen global masih cenderung berubah-ubah, membuat pelaku pasar masih cenderung menahan selera risikonya. Alhasil, pergerakan IHSG masih cenderung volatil hingga hari ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban
