Was-Was Inflasi AS, Rupiah Melemah ke Atas Rp 14.700/US$

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 09/05/2023 15:17 WIB
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (9/5/2023). Perhatian tertuju pada rilis data inflasi Amerika Serikat Rabu besok, sebab ada kemungkinan bank sentral AS (The Fed) akan kembali menaikkan suku bunganya.

Rupiah sempat terdepresiasi sebesar 0,48% ke Rp 14.765/US$. Di akhir perdagangan rupiah berada di Rp 14.725/US$, melemah 0,2% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Sebelumnya rilis data tenaga kerja AS yang kuat kembali memunculkan ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga pada Juni. Padahal, dalam pengumuman kebijakan moneter Kamis pekan lalu, bank sentral paling powerful di dunia ini memberikan sinyal akan menghentikan kenaikan suku bunga.


Rilis data inflasi AS besok bisa jadi akan memperkuat ekspektasi tersebut, atau justru pasar semakin yakin The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi.

Hasil polling Reuters menunjukkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) pada April diprediksi tumbuh 0,4% month-to-month (mtm) lebih tinggi dari sebelumnya 0,1%. Sementara secara tahunan atau year-on-year (yoy) diperkirakan sebesar 5%, sama dengan bulan sebelumnya.

Inflasi inti yang tidak memasukkan sektor energi dan pangan diprediksi tumbuh 0,4% (mtm) sama dengan pertumbuhan Maret, dan 5,5% (yoy) sedikit turun dari bulan sebelumnya 5,6% (yoy).

Prediksi tersebut menunjukkan inflasi di Amerika Serikat masih sulit turun, yang bisa jadi menguatkan ekspektasi kenaikan suku bunga. Apalagi jika inflasi tersebut justru lebih tinggi dari prediksi.

Sebelum rilis inflasi tersebut, nilai tukar rupiah akan cenderung mengalami pelemahan. Sebab penguatanya sepanjang tahun ini cukup tajam dan menyentuh level terkuat sejak Juni 2022, sehingga rentan mengalami koreksi teknikal.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS