
Disubsidi Rp 7 Juta, Penjualan Motor Listrik Turun atau Naik?
Pogram pemerintah dengan memberikan subsidi motor listrik sebesar Rp 7 juta ternyata tidak menarik minat beli masyarakat. Kenapa?

Program pemerintah subsidi motor listrik sebesar Rp7 juta banyak menarik minat masyarakat untuk membeli. Di sisi lain, kebijakan subsidi saat ini justru menurunkan penjualan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Seperti diketahui saat ini terdapat 13 model motor listrik yang bisa mendapatkan potongan harga Rp 7 juta. Salah satunya motor listrik garapan Gesits. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Hariyanto, Manager Toko Dealer Gesits di Kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, mengatakan penjualan di dealernya menurun sejak adanya informasi subsidi dari pemerintah. Penurunan itu terjadi karena banyak yang mencari subsidi sehingga penjualan menjadi tersendat. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Menurutnya, penurunan dikarenakan hambatan yang terjadi pada proses pengajuan pembelian motor listrik sehingga sampai dengan saat ini belum bisa dilakukan transaksi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Sebenarnya itu pak waktu sebelum ada program Subsidi itu bagus pak penjualannya, momennya didapat waktu harga BBM naik dari Rp7.800 ke Rp10.000 sehingga banyak yang beralih ke listrik" katanya kepada CNBC Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Hariyanto mengklaim pembelian melonjak juga terjadi saat Inpres (Instruksi Presiden) dari Jokowi yang meminta instansi pemerintahan BUMN ASN untuk operasional pakai motor listrik. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Ditambah saat Inpres dari Pak Jokowi yang menyuruh instansi pemerintahan BUMN ASN untuk operasional pakai motor listrik itu kita bisa sampai kewalahan belum sebulan ni aku bisa ngirim sampai 20 unit" tambahnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Setelah pengumuman dari pemerintah soal kebijakan subsidi, dia mengaku sudah sepi penjualan. "Sempat naik setelah pak luhut bilang ada subsidi sudah selesai pak gak jualan karena mereka (calon pembeli) lebih memilih menunggu sampai aturan subsidi sudah berjalan". (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)