
Awal Pekan Bursa Jepang Jeblok, China & Hong Kong Melesat

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia-Pasifik dibuka beragam pada perdagangan Senin (6/5/2023). Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,5%, dan Straits Times Singapura terpangkas 0,25%.
Sementara Hang Seng Hong Kong menguat 0,84%, Shanghai Composite China naik 0,35%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,72%.
Dari Jepang investor mencermati data PMI yang dirilis oleh Jibun Bank di mana hasilnya aktivitas manufaktur Negeri Sakura tersebut stagnan. Sementara investor juga menanti hasil neraca dagang China yang diprakirakan akan turun menjadi US$74,3 miliar dari sebelumnya US$88,19 miliar, menurut konsensus Tradingeconomics.
Saat ini pelaku pasar di Asia-Pasifik juga cenderung khawatir dengan krisis perbankan di AS yang dapat makin meluas jika tidak ada penanganan yang lebih komprehensif dari pemerintah AS.
Hal ini terjadi setelah bank regional AS yakni PacWest berencana karena perusahaan berencana untuk menjual asetnya, meski saat ini mereka tengah mempertimbangkan opsi strategis.
Saham PacWest Bancorp anjlok hingga 51%, Alhasil, saham perbankan regional di AS kembali terpukul karena kekhawatiran investor akan memburuknya krisis perbankan.
Di lain sisi, investor juga masih cenderung kecewa dengan pernyataan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang belum akan segera melunak dengan memangkas suku bunga.
Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp), sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dengan ini, maka The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak sepuluh kali dan dilakukan secara beruntun sejak Maret tahun lalu demi menjinakkan inflasi yang sudah melambung cukup tinggi.
Bahkan, suku bunga The Fed saat ini menjadi yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.
The Fed mengatakan bahwa masih terlalu dini menganggap siklus kenaikan suku bunga telah berakhir, sehingga dalam waktu dekat mereka tidak akan memangkas suku bunga acuannya. Tetapi, Chairman The Fed, Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.
"Kami di komite berpandangan bahwa inflasi tidak akan turun secepat itu. Ini akan memakan waktu, jika ramalan itu benar. Tetapi dalam waktu dekat kami tidak akan memangkas suku bunga," ujar Powell.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tunggu Hasil Rapat Fed, Bursa Asia Kompak Melesat!