
IHSG Merah Merona, 5 Saham Ini Jadi Beban Utama

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi II perdagangan Jumat (5/5/23) turun tajam 0,82% menjadi 6.787,63 secara harian.
Sebanyak 374 saham melemah, 197 saham tidak bergerak, dan hanya 151 saham yang menguat. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi mencapai sekitar Rp. 10 triliun dengan melibatkan 16 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,14 juta kali.
Hari ini IHSG secara konsisten diperdagangkan di zona merah hingga penutupan perdagangan. Dalam lima hari perdagangan IHSG terkoreksi 2,27%. Sementara itu, secara year to date (ytd) indeks membukukan koreksi sebesar 0,92%.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor melemah dengan sektor Konsumen non-primer memimpin pelemahan sebesar 2,55%.
Adapun lima bottom movers IHSG berdasarkan bobot indeks poinnya pada penutupan sesi II hari ini adalah sebagai berikut:
1. PT Astra International (-21,8)
2. PT Bayan Resources (-10,5)
3. PT Merdeka Copper Gold (-8)
4. PT Gojek Tokopedia (-6)
5. PT Adaro Energy Indonesia (-4,5)
IHSG kembali ambruk setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 resmi dirilis pada pagi hari ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh 5,03% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,02%.
Namun secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi RI mengalami kontraksi nyaris 1%, atau tepatnya sebesar 0,92%, dari sebelumnya pada kuartal IV-2022 yang tumbuh 0,32%.
Meski begitu, menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih konsisten di kisaran 5%.
"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan selalu 5 p menunjukkan perekonomian kita masih stabil, mulai dari kuartal IV-2021 sampai dengan 2023 kuartal I perekonomian kita tumbuh pada level 5 persen ke atas," papar Edy, dalam rilis data PDB, Jumat (5/5/2023).
Ekonomi Indonesia yang cenderung stabil secara tahunan nyatanya tidak dapat menggerakan IHSG.
IHSG sepertinya terbebani oleh sentimen dari global, dimana krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) masih jauh dari kata selesai.
Sebelumnya The Fed telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 25 bp untuk merespons inflasi yang masih lengket dan di saat bersamaan krisis perbankan AS masih belum berakhir dengan First Republic resmi dicaplok oleh JPMorgan dan terbaru saham PacWest tercatat ambles lebih dari 50%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hati-Hati, Habis Ngegas IHSG Bakal Istirahat! Ini Tandanya