Market Commentary

3 Saham Ini Jadi Penahan Koreksi IHSG, Ada BBRI

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 15:00 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau masih ambles pada perdagangan sesi II Jumat (5/5/2023), meski ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 cenderung stabil.

Per pukul 14:35 WIB, IHSG ambruk 1,32% ke posisi 6.753,7. Lagi-lagi, IHSG pun kembali ke level psikologis 6.700.

Secara sektoral, hanya sektor perbankan yang mampu bergerak di zona hijau naik 0,02% dan menahan koreksi IHSG agar tidak semakin parah berayun ke zona merah.


Selain itu, ada tiga saham yang juga menjadi penyelamat IHSG agar koreksinya tidak terlalu dalam pada perdagangan sesi II hari ini.

Berikut saham-saham yang dapat menahan koreksi IHSG agar tidak terlalu parah.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Rakyat IndonesiaBBRI3,115.1750,49%
Kalbe FarmaKLBF1,012.1100,96%
Bank JagoARTO0,502.1902,34%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham bank jumbo yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi tulang punggung atau penahan terbesar indeks pada sesi II hari ini, yakni mencapai 3,11 indeks poin.

Selain saham BBRI, adapula saham emiten farmasi yakni PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang juga menjadi penahan koreksi IHSG sebesar 1,01 indeks poin dan terakhir ada saham bank digital big cap yakni PT Bank Jago Tbk (ARTO) yang turut menahan pelemahan indeks sebesar 0,5 indeks poin.

IHSG kembali ambruk setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 resmi dirilis pada pagi hari ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh 5,03% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,02%.

Namun secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi RI mengalami kontraksi nyaris 1%, atau tepatnya sebesar 0,92%, dari sebelumnya pada kuartal IV-2022 yang tumbuh 0,32%.

Meski begitu, menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih konsisten di kisaran 5%.

"Tren pertumbuahn ekonimi tahunan selalu 5 p menunjukkan perekonomian kita masih stabil, mulai dari kuartal IV-2021 sampai dengan 2023 kuartal I perekonomian kita tumbuh pada level 5 persen ke atas," papar Edy, dalam rilis data PDB, Jumat (5/5/2023).

IHSG sepertinya terbebani oleh sentimen dari global, di mana krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) masih jauh dari kata selesai.

Sebelumnya, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 25 bp untuk merespons inflasi yang masih lengket.

The Fed belum akan memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat. Namun, The Fed sudah mempertimbangkan untuk merubah sikap hawkish-nya menjadi dovish secara bertahap, tergantung data inflasi dan data tenaga kerja di AS.

Di saat bersamaan, krisis perbankan AS masih belum berakhir dengan First Republic Bank resmi dicaplok oleh JPMorgan.

Terbaru saham PacWest tercatat ambles lebih dari 50%, karena perusahaan berencana untuk menjual asetnya, meski saat ini mereka tengah mempertimbangkan opsi strategis.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat