Market Commentary

IHSG Ambruk Lagi, Sektor dan Saham Ini Jadi Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
05 May 2023 10:42
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali ambles pada perdagangan sesi I Jumat (5/5/2023), meski perekonomian Indonesia pada kuartal I-2023 cenderung stabil.

Per pukul 10:32 WIB, IHSG ambles 1,32% ke posisi 6.753,61. Lagi-lagi, IHSG pun kembali ke level psikologis 6.700.

Secara sektoral, sektor industri menjadi pemberat terbesar IHSG pada pagi hari ini yakni mencapai 4,58%, disusul sektor energi yang memberatkan indeks sebesar 2,23%.

Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada hari ini, di mana saham-saham tersebut merupakan saham berkapitalisasi pasar besar (big cap). Bahkan, beberapa saham big cap tersebut merupakan saham-saham batu bara.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Astra InternationalASII-21,716.150-6,82%
Bayan ResourcesBYAN-6,9720.850-1,65%
Merdeka Copper GoldMDKA-5,063.650-5,93%
Adaro Energy IndonesiaADRO-3,432.800-4,11%
Telkom IndonesiaTLKM-2,514.140-0,24%
Sumber Alfaria TrijayaAMRT-2,502.950-2,32%
GoTo Gojek TokopediaGOTO-2,00107-1,83%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi pemberat terbesar indeks pada hari ini, yakni sebesar 21,71 indeks poin. Bahkan, saham ASII sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) sejak pre-pembukaan (pre-opening) perdagangan sesi I hari ini.

Selain itu, beberapa saham raksasa batu bara juga menjadi pemberat indeks, seperti saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) dan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

IHSG kembali ambruk setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 resmi dirilis pada pagi hari ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh 5,03% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,02%.

Namun secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq), ekonomi RI mengalami kontraksi nyaris 1%, atau tepatnya sebesar 0,92%, dari sebelumnya pada kuartal IV-2022 yang tumbuh 0,32%.

Meski begitu, menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih konsisten di kisaran 5%.

"Tren pertumbuahn ekonimi tahunan selalu 5 p menunjukkan perekonomian kita masih stabil, mulai dari kuartal IV-2021 sampai dengan 2023 kuartal I perekonomian kita tumbuh pada level 5 persen ke atas," papar Edy, dalam rilis data PDB, Jumat (5/5/2023).

Ekonomi Indonesia yang cenderung stabil secara tahunan nyatanya tidak dapat menggerakan IHSG.

IHSG sepertinya terbebani oleh sentimen dari global, di mana krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) masih jauh dari kata selesai.

Sebelumnya The Fed telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 25 bp untuk merespons inflasi yang masih lengket dan di saat bersamaan krisis perbankan AS masih belum berakhir dengan First Republic resmi dicaplok oleh JPMorgan dan terbaru saham PacWest tercatat ambles lebih dari 50%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular