Breaking News

Longsor IHSG Makin Gak Terbendung, Sudah 1,35%

fsd, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 10:36 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu setengah jam sejak pembukaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok makin parah dan sudah lebih dari 1,35% ke 6.754,530 pada perdagangan sesi I setelah sehari sebelumnya mampu rebound dari pelemahan signifikan pekan ini.

Padahal disaat bersamaan Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekonomi Indonesia yang masih ekspansif dan tumbuh tangguh 5,03% sepanjang kuartal pertama tahun ini.

Stabilitas ekonomi RI tersebut tidak tercermin langsung pada kinerja pasar modal yang malah tenggelam di zona merah hari ini. Pagi ini mayoritas atau sebanyak 298 saham terkoreksi, 168 menguat dan 210 lainnya stagnan. Total transaksi di awal perdagangan mencapai Rp 2,93 triliun dengan melibatkan 4,83 miliar saham yang berpindah tangan 429 ribu kali.


Hingga pukul 10.30 WIB seluruh sektor tercatat bergerak di zona merah dengan depresiasi terbesar dicatatkan oleh sektor energi yang dalam beberapa hari terakhir terus tertekan, salah satunya karena harga komoditas yang semakin melandai yang diperparah terjunnya harga saham pasca cum date dividen.

Astra Internasional (ASII) yang hari ini masuk perdagangan ex date dividen menjadi emiten dengan kontribusi paling besar (laggard) atas pelemahan IHSG hari ini yang berkontribusi atas penurunan 21,71 poin indeks. Kemudian disusul oleh tiga emiten pertambangan, dua batu bara dan satu emas, masing-masing adalah: Bayan Resources (BYAN) 6,98 poin indeks; Merdeka Copper Gold (MDKA) 5,36 poin indeks; dan Adaro Energy Indonesia (ADRO) 3,42 poin indeks.

Senada, perbankan raksasa utama RI juga diperdagangkan lesu hari ini. Sebelumnya The Fed telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 25 bps untuk merespons inflasi yang masih lengket dan di saat bersamaan krisis perbankan AS masih belum berakhir dengan First Republic resmi dicaplok oleh JPMorgan dan terbaru saham PacWest tercatat ambles lebih dari 50%.

Kondisi ekonomi dan perbankan global yang masih kurang kondusif tampaknya ikut berkontribusi atas lesunya kinerja saham-saham di bursa domestik.


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Saat Perang Berkobar, Saham & Investasi Mana Yang Bisa Cuan?