Rupiah Menguat Tipis, Tunggu Data Pertumbuhan Ekonomi RI

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Jumat, 05/05/2023 09:13 WIB
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Kamis (5/5/2023), jelang rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Melansir data Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,07% ke Rp 14.665/US$, dan tertahan di level tersebut hingga pukul 9:10 WIB.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 institusi juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 4,95% (year on year/yoy) dan terkontraksi 1,0% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq).


Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 (yoy) pada kuartal IV-2022 dan 5,73% (yoy) pada kuartal III-2022.

Secara qtq, ekonomi Indonesia tumbuh 0,36% pada kuartal IV dan 1,83% pada kuartal III-2022.

Sementara itu dari Amerika Serikat malam ini akan dirlis data tenaga kerja yang bisa mempengaruhi ekspektasi suku bunga.

Bank sentral AS (The Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5% - 5,25%, menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2007.

Sejak Maret 2022 lalu, The Fed sudah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali dengan total 525 basis poin. Kenaikan yang sangat agresif, bertujuan untuk menurunkan inflasi.

Kenaikan tersebut sesuai ekspektasi pelaku pasar, selain itu The Fed memberikan sinyal ini bisa menjadi akhir periode kenaikan suku bunga.

Pasca pengumuman pasar melihat The Fed sudah mencapai puncak suku bunganya, terlihat dari perangkat FedWatch milik CME Group. Bahkan banyak yang memprediksi Jerome Powell dkk akan memangkas suku bunga pada Juli.

Data dari FedWatch menunjukkan ada probabilitas sebesar 52% suku bunga akan dipangkas 25 basis poin.

Sementara itu untuk data tenaga kerja, hasil polling Reuters menunjukkan tingkat pengangguran AS diprediksi akan naik menjadi 3,6% pada April, dari bulan sebelumnya 3,5%. Kemudian penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls) sebanyak 180 ribu orang, lebih rendah dari sebelumnya 236 ribu orang.

Namun, kenaikan rata-rata upah per jam diperkirakan masih kuat, sebesar 0,3% (month-to-month/mtm) dan 4,2% (yoy).

Rilis data ini baru akan mempengaruhi pergerakan pasar finansial Indonesia Senin pekan depan, sehingga pelaku pasar tentunya akan berhati-hati.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS