Kuartal I-2023 Laba Bank BTPN Hanya Naik 7%, Kenapa?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) mencatat pertumbuhan laba bersih pada kuartal I tahun 2023 mencapai Rp 805 miliar. Angka tersebut naik 7% secara tahunan (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 752 miliar.
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan, pertumbuhan laba bersih ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 3% dan penurunan biaya kredit sebesar 4% yoy.
Menurutnya, pertumbuhan tersebut seiring dengan tren pemulihan ekonomi nasional yang kian menguat dan optimisme masyarakat terhadap geliat perekonomian memasuki masa endemi.
"Kami turut berbangga bahwa performa positif bank juga didukung oleh permintaan kredit yang terus bertumbuh. Meskipun begitu, kami senantiasa berkomitmen untuk terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap keputusan bisnis," kata Henoch dalam keterangan resminya, Jumat (5/5).
Permintaan kredit tersebut terdiri dari kredit di segmen korporasi dan usaha kecil dan menengah masing-masing meningkat sebesar 7% yoy dan 14% yoy, sementara pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11% yoy.
Total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Maret 2023 mengalami peningkatan sebesar 5% yoy menjadi Rp 149,90 triliun, dari Rp 142,37 triliun per akhir Maret tahun lalu.
Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross non- performing loan (NPL) yang berada di level 1,38% akhir Maret 2023, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,40% dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,6% pada akhir Februari 2023.
Biaya kredit menurun sebesar 4% yoy menjadi Rp 416 miliar pada Triwulan I-2023. Bank BTPN terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit.
Selain itu, juga ada peningkatan pendapatan operasional didorong oleh naiknya pendapatan bunga sebesar 26% yoy sejalan dengan peningkatan kredit di segmen korporasi dan pembiayaan syariah dan naiknya pendapatan operasional lainnya sebesar 4% yoy.
Pendapatan bunga bersih naik sebesar 3% yoy menjadi Rp 2,94 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, dari Rp 2,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung oleh pertumbuhan kredit.
Sementara, beban bunga mengalami peningkatan, terutama karena kenaikan bunga deposito dan beban bunga dalam mata uang asing sebagai dampak dari kenaikan US Federal rate.
Bank BTPN menyesuaikan kebutuhan dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan likuiditas, sehingga DPK tercatat meningkat 9% yoy menjadi Rp 116,37 triliun pada akhir Maret 2023, dari Rp 106,73 triliun pada akhir Maret 2022.
Pertumbuhan DPK disebabkan oleh peningkatan saldo deposito sebesar 10% yoy menjadi Rp 76,81 triliun, dari Rp 69,71 triliun, dan juga peningkatan saldo current account savings account (CASA) sebesar 7% yoy menjadi Rp 39,57 triliun, dari Rp 37,02 triliun. Sementara rasio CASA turun dari 34,7% menjadi 34,0%.
Bank BTPN juga menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 240,66% dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 126,65% pada 31 Maret 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 29,3%.
Adapun aset BTPN sebesar 6% yoy menjadi Rp 204,00 triliun pada akhir Triwulan I-2023, dari Rp 192,38 triliun.
(rob/ayh)