Analisis Teknikal

Sesi I Liar, IHSG Punya Kans Ditutup Hijau di Sesi II

Putra, CNBC Indonesia
04 May 2023 13:10
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) balik menguat pada penutupan perdagangan sesi I hari ini (4/5/23) usai sempat di zona merah di awal sesi.

Mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,24% secara harianmenjadi 6.829,21.

Sebanyak 267 saham menguat, 238 saham melemah dan 207 saham lainnya mendatar. Hingga istirahat siang, nilai transaksi mencapai sekitar Rp5,5 triliun dengan melibatkan 9,1miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 785 ribu kali.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv hampir seluruh sektor menguat, hanya dua sektor yang terpantau melemah. Sektor Energi menjadi yang paling menguntungkan indeks dengan kenaikan 1,15%.

Investor cenderung kecewa dengan The Fed karena mereka belum mengisyaratkan akan segera melunak dengan memangkas suku bunga. Namun,Chairman The Fed, Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.

Sebagai catatan, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu setelah inflasi AS melambung. Suku bunga saat ini adalah yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.

Di lain sisi, krisis perbankan di AS yang kembali muncul juga mempengaruhi selera investasi pelaku pasar, meski kinerja perbankan di RI cukup baik.

Selain itu, investor juga cenderungwait and seemenanti rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 yang akan dirilis pada Jumat besok.

Menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 dapat tumbuh di kisaran 5% hingga 5,3%.

"Untuk kuartal I-2023 pertumbuhannya cukup bagus. Setidaknya bisa tumbuh 5%, meskipun kita tetap mewaspadai kinerja ekspor mengalami koreksi dari sisi level pertumbuhannya cukup tinggi," tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Selasa (14/3/2023 lalu).

Analisis Teknikal

IHSG TeknikalFoto: Refinitiv
IHSG Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan moving average (MA) dan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG memantul dari support kuat di 6.780 dan kembali mendekati level resistance terdekat berupa MA 20 (6.829).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 47,52.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di bawah garis sinyal dengan kecenderungan bersiap golden cross (pembalikan).

Di sesi II, IHSG berpotensi ditutup menguat dan kembali menguji MA 20 (6.829) sebelum menguji resistance berikutnya di level psikologis 6.900. Support terdekat di 6.780-6.760.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular