Terkuak, Ini Penyebab Bank-Bank AS Bangkrut
Jakarta, CNBC Indonesia - Industri perbankan Amerika Serikat sedang ketar ketir karena adanya krisis yang melanda. Bank-bank besar pun mulai berjatuhan, bermula dari Silicon Valley Bank (SVB) pada Maret 2023 hingga First Republic. Kini, saham-saham bank regional seperti PacWest dan Western Alliance jatuh usai pencaplokan First Republic oleh JPMorgan Chase & Co.
Terlebih, AS tengah dilanda berbagai krisis ekonomi. Isu kenaikan suku bunga pun diyakini sebagai salah satu faktor dari kebangkrutan sejumlah bank di sana. Tetapi, pengamat perbankan menilai keputusan inovasi keuangan yang tidak disertai risiko yang mumpuni turut menjadi contributor kebangkrutan bank.
"Persoalan pricing adalah persoalan klasik, seolah olah hanya berpatokan kepada bagaimana memprediksi posisi long atau short. Kalau kita perhatikan, pintu kehancurannya adalah dikarenakan inovasi yang kebablasan, yaitu menjadikan nasabah bagian holistik bisnis bank untuk mendapatkan hipotek dan penguasaan dalam pengelolaan kekayaan nasabah yang bersandar pada hubungan-pelanggan yang kuat," kata Batara Simatupang, pengamat perbankan dari Indonesia Banking School (IBS) saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (4/5/2023).
Perubahan model bisnis seperti ini, kata dia, menyisakan bom waktu. Karena dalam prakteknya, bank menetapkan tingkat suku bunga rendah kepada deposan dan juga memberikan suku bunga yang rendah pada kas nasabah.
"Karena jumlahnya jumbo, maka lebih praktis ditransfer keluar dari pada membiarkannya sebagai kas berbunga rendah. Model inovasi bisnis ini rentan terhadap kenaikan tingkat suku bunga dan bank run," jelas Batara.
Ketika tingkat suku bunga meningkat, maka bank membutuhkan dana lebih besar lagi untuk mempertahankan likuiditas karena portfolio obligasi yang ditahan anjlok.
"Maka pintu ini sebagai celah terjadinya rush sehingga likuiditas pun pada akhirnya jebol," terangnya.
Inilah yang kemudian terjadi dengan First Republic, yakni sahamnya anjlok ke titik terendah. Batara mengatakan First Republic beruntung karena ada JP Morgan yang 'bailout' bank bermasalah itu dengan harga murah.
(Zefanya Aprilia/ayh)