Erick Thohir Beri Sinyal Kuat Merger BSI dan BTN Syariah

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
04 May 2023 07:15
Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Senin (1/2). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI/BRIS) resmi beroperasi. Direktur Utama BRIS Hery Gunardi menjelaskan bahwa integrasi ketiga bank BRIsyariah, BNI Syariah dan BSM telah dilaksanakan sejak Maret 2020 atau memakan waktu selama 11 bulan. "Nama BSI dipilih karena kami ingin BSI menjadi representasi Indonesia baik nasional maupun global. Logo merepresentasikan 5 sila Pancasila dan 5 rukun Islam," ujar Hery. Dia menjelaskan pada Desember 2020, BRIS memiliki total aset Rp 240 triliun dengan pembiayaan Rp 157 triliun. Bank ini mengelola dana pihak ketiga sebesar Rp 210 triliun dan modal inti Rp 22,6 triliun,. "Bank Syariah Indonesia punya lebih dari 1.000 kantor cabang dan 20 ribu karyawan. BSI akan jadi bank terbesar peringkat ke 7 berdasarkan total aset," ujar Hery "Kami sadar tugas kami bukan hanya gabungkan tiga bank ini, tetapi juga transformasi seperti perbaikan proses bisnis, risk management, sumber daya insansi dan penguatan teknologi digital.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Suasana pelayanan kantor cabang Bank Syariah Indonesia. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberikan sinyal kuat penggabungan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BRIS) dengan anak usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN Syariah.

Menurutnya, integrasi BSI dan BTN syariah dapat memberikan banyak keuntungan kepada masyarakat terkait sistem kredit kepemilikan rumah (KPR).

"BSI dan BTN syariah terus melakukan negosiasi dan Insyaallah akhir tahun ini bisa final," kata Erick di Kantornya, Rabu (3/5).


Erick mengaku bahwa pihaknya sudah bertemu dengan Direktur Utama BSI dan BTN Syariah pada pagi tadi. Keduanya, mengaku siap bersinergi dalam mempermudah kesempatan generasi milenial memiliki KPR dengan sistem konvensional maupun syariah.

Pasalnya, kata Erick, kebutuhan perumahan bagi generasi milenial ada sebanyak 81 juta. Artinya, ada sebanyak 81 juta generasi milenial yang belum memiliki rumah.

"(Milenial) harus punya pendanaan cukup agar mortgage yang sesuai, bahkan kita sudah dorong konsep baru, rent to own, belum ada itu, sewa jadi cicilan, setelah enam bulan sewa, anak muda yang serius ini jadi cicilan, di negara lain agak jarang," jelasnya.

Erick menyebut, terobosan integrasi BTN sebagai mortgage menjadi sangat penting bagi pendanaan penyediaan rumah. Apalagi, pembangunan hunian masa kini yang terintegrasi dengan moda transportasi di 7 lokasi memiliki keunikan tersendiri.

Sehingga, BTN, KAI, dan Perumnas bekerjasama dalam membangun sebuah lingkungan apartemen yang berada tepat di lokasi moda transportasi seperti stasiun kereta api.

"Ini sebuah terobosan supaya anak muda punya rumah dan hemat. Seperti yang dibilang Pak Basuki (Menteri PUPR), beli rumah dapat kereta," pungkasnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BTN Merger dengan Muamalat, Ini Analisa BSI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular