Dulu Simbol 'Gaul', Clubhouse Kini PHK Massal Karyawan

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
28 April 2023 11:40
Infografis: Halo Clubhouse User, Baca Ini Dulu Agar Tak Ada Kesal di Hati
Foto: Infografis/Halo Clubhouse User, Baca Ini Dulu Agar Tak Ada Kesal di Hati/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Platform audio sosial Clubhouse mengumumkan bahwa mereka melaksanakan PHK massal terhadap setengah stafnya pada Kamis, (27/4/2023).

Clubhouse sempat viral saat masa pandemi. Bahkan, aplikasinya terus menerus diperbincangkan oleh berbagai influencer di Indonesia. Clubhouse menjadi simbol 'gaul' masa pandemi, mengingat saat itu pemakaiannya sempat hanya eksklusif bagi pemilik iOS.

Dikutip dari CNBC.com, Pendirian Clubhouse sendiri dimulai pada Januari 2021. Firma Ventura Andreessen Horowitz, memimpin investasi dari US$1 juta valuasi, hingga berhasil naik ke US$100 juta.

Tiga bulan kemudian, jumlah itu membengkak menjadi $4 miliar, seiring bergabungnya investor dari Tiger Global dan DST Global. Tetapi pertumbuhannya dinilai telah stagnan sebelum mereka berhasil dapat keuntungan.

Diketahui, Pada akhir 2021, ledakan Covid memudar. Ekonomi dibuka kembali dan Federal Reserve memberi sinyal bahwa perpanjangan suku bunga terendah akan segera berakhir. Saham teknologi mencapai puncaknya pada November 2021, tepat saat gelombang besar terakhir IPO bernilai tinggi menghantam pasar. Harga saham teknologi seperti Zoom hancur.

Atensi publik terhadap aplikasi Clubhouse pun menguap begitu cepat, mengakibatkan perusahaan memberhentikan 50% stafnya. Pemberitahuan itu ditulis di blog situs resmi Clubhouse.

Sebelumnya, CEO Clubhouse Paul Davison memberi tahu Bloomberg pada akhir 2021 bahwa perusahaannya tumbuh jauh, terlalu cepat di awal tahun.

"Saat dunia terbuka pasca-Covid, semakin sulit bagi banyak orang untuk menemukan teman mereka di Clubhouse dan menyesuaikan percakapan panjang dengan kehidupan sehari-hari mereka," tulis salah satu pendiri Paul Davison dan Rohan Seth.

Namun, para pendiri Clubhouse bersikeras mereka memiliki modal yang cukup untuk terus berjalan, setelah dilaporkan mengumpulkan ratusan juta dolar pada tahun 2021.

"Kami harus mengambil keputusan ini dengan berat hati, karena kami memiliki sisa landasan pacu selama bertahun-tahun dan tidak merasakan tekanan langsung untuk mengurangi biaya, " kata posting blog itu.

"Tapi kami percaya bahwa tim yang lebih kecil akan memberi kami fokus dan kecepatan, dan membantu kami meluncurkan evolusi produk berikutnya," tambahnya.


(Mentari Puspadini/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wall Street Lesu, Goldman Sachs akan Kembali PHK Karyawan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular