Sengit, Kapitalisasi Pasar BRI Kembali Salip Bayan Resources

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
27 April 2023 17:02
PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membagi dividen sebesar US$ 300 juta dari laba 2018 yang sebesar US$ 500,43 juta, atau sebesar 59,94%, dengan besaran sebesar US$ 0,09 per lembar saham. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)
Foto: PT Bayan Resources Tbk (BYAN) membagi dividen sebesar US$ 300 juta dari laba 2018 yang sebesar US$ 500,43 juta, atau sebesar 59,94%, dengan besaran sebesar US$ 0,09 per lembar saham. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara milik orang terkaya RI, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kini kembali disalip oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada akhir perdagangan pasar saham hari ini.

Pada penutupan sesi II sore hari ini, saham BYAN naik 7,49% atau 1.600 poin menjadi Rp 22.950 per saham dengan kapitalisasi sebesar Rp 765 triliun. Sementara BBRI naik 2,49% atau 125 poin menjadi Rp 5.150 per saham dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 780,53 triliun.

Padahal, pada penutupan sesi I siang tadi saham emiten batu bara milik orang terkaya RI, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) sempat menyalip Bank BRI karena mengalami kenaikan 10,54% ke posisi Rp 23.600 per lembar.

Sentimen positif ini didukung oleh pelaksanaan RUPS pada hari ini (27/4/2023) yang rencananya akan mengumumkan pembagian dividen dan skenario peningkatan produksi 23,4% pada tahun 2023.

BBRI kembali menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar ke-2 di bursa, yaitu Rp 780 triliun, di bawah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Laba BYAN secara Year-on-Year (YoY) periode 2021-2022 mengalami pertumbuhan 96% dari Rp17,3 triliun menjadi Rp33,9 triliun. Secara ekuitas atau book value, BYAN memiliki total modal sebesar Rp 29,5 triliun.

Salah satu sentimen positif pendorong harga Bayan Resources adalah rapat umum pemegang saham perseroan yang dilaksanakan hari ini (27/3/2023) pukul 14.00. Sentimen ini menjadi harapan bagi pemegang sahamnya sebagai potensi perolehan dividen kinerja tahunan 2022.

Selain itu, emiten ini telah merencanakan akan produksi batu bara sebesar 48 juta ton tahun 2023. Target ini meningkat dari total produksi 2022 sebesar 38,9 juta ton atau sebesar 23,4%. Dengan ASP sepanjang 2023 berada di US$ 80-90/ton BYAN masih berpotensi membukukan kinerja laba tertinggi sepanjang masa.


(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Geser BRI, BYAN Jadi Emiten Berkapitalisasi Terbesar Ke-2

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular