Takut Sama The Fed Lagi, Minyak Dunia Longsor Nih

Putra, CNBC Indonesia
20 April 2023 12:35
Greenpeace activists boards an oil rig that was due to sail to the Arctic to drill prospects on behalf of oil firm Statoil, in a fjord off the West coast of Norway, March 22, 2018. Greenpeace/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: Greenpeace/Handout via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah (crude oil) dunia melemah di tengah penurunan stok minyak mentah AS. Penguatan dolar AS di tengah ketakutan pasar atas aksi kerek suku bunga The Fed bisa melemahkan permintaan turut menekan harga minyak.

Minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Juni turun 0,59% menjadi US$82,63/barel. Sedangkan, Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei melemah 0,45% menjadi US%78,8/barel.

// ]]>

Dolar AS yang lebih kuat dapat menekan permintaan minyak global dengan membuatnya lebih mahal di negara lain. Investor juga kecewa dengan inflasi yang masih tinggi di Eropa dan data ekonomi yang tidak merata di China, yang merupakan importir minyak mentah terbesar dunia.

"Kedua kontrak minyak mentah acuan membukukan ... level terendah ... sebagai respons terhadap penguatan dolar AS yang, pada gilirannya, membebani aset berisiko menyusul beberapa data inflasi panas dari Eropa," analis di perusahaan konsultan energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan, dikutip Reuters (19/4).

"Kami masih percaya bahwa pasar terlalu fokus pada sisi penawaran dari persamaan minyak global setelah pengurangan produksi OPEC dan permintaan minyak dunia secara signifikan lebih lemah daripada yang dirasakan secara luas," kata analis dalam catatan itu.

Mengutip data Administrasi Informasi Energi (EIA) AS, stok minyak mentah AS turun lebih besar dari perkiraan 4,6 juta barel pekan lalu karena kilang berjalan dengan baik dan ekspor naik, sedangkan persediaan bensin melonjak secara tak terduga karena permintaan yang mengecewakan.

Angka tersebut jauh lebih besar dari perkiraan analis untuk penurunan minyak mentah 1,1 juta barel, dan perkiraan Institut Perminyakan Amerika (API) pada Selasa dari penurunan 2,7 juta barel.

The Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga satu kali lagi, kata Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic pada Selasa.

Aktivitas ekonomi AS sedikit berubah dalam beberapa pekan terakhir karena pertumbuhan lapangan kerja agak moderat dan kenaikan inflasi tampaknya melambat, menurut laporan The Fed.

Sementara pejabat Bank Sentral Eropa tetap mewaspadai inflasi dan menyarankan kenaikan suku bunga lebih lanjut juga.

Menambah tekanan pada dua harga minyak acuan, perusahaan penyulingan Asia terus mengambil minyak mentah Rusia pada April.

India dan China juga membeli sebagian besar minyak Rusia sejauh ini pada April dengan harga di atas batas harga minyak Barat sebesar US$60 per barel, menurut perhitungan para trader dan Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pesta Usai! Harga Minyak Mentah Dunia Longsor Nyaris 1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular