Harga Emas Mulai Loyo, Sudah Kemahalan Jadi Kurang Menarik

mae, CNBC Indonesia
17 April 2023 07:05
Emas
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar emas diproyeksi masih bergerak volatile pada pekan ini. Namun, harga emas diproyeksi sanggup bertahan di level US$ 2.000.

Pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (14/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2.003,25 per troy ons. Harga sang logam mulia anjlok 1,8%.

Dalam sepekan, emas juga turun 0,25% atau berbanding terbalik dengan penguatan 2,04% pada pekan sebelumnya.

Harga emas masih terpantau melemah pada pagi hari ini.

Pada perdagangan hari ini, Senin (17/4/2023) pukul 06:40 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2.002,35 per troy ons. Harganya melandai 0,03%.

Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 3 April lalu atau dua pekan terakhir.

Phillip Streible, analis Blue Line Futures, memperkirakan emas akan melemah pada pekan ini menjelang "blackout period" pekan depan.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan menggelar rapat pada awal Mei mendatang sehingga pekan depan sudah masuk "blackout periode' di mana pasar tidak bisa mendapatkan sinyal kebijakan The Fed dari para pejabat mereka.

"Emas mungkin melemah tetapi akan stabil di harga US$ 2.000 per troy ons," tutur Streible, dikutip dari Reuters.

Sebelum memasuki "blackout period", beberapa pejabat The Fed akan menyampaikan pidato di sejumlah acara.

Pada Selasa (18/4/2023), Gubernur Fed Christopher J. Waller dijadwalkan berpidato pada konferensi keuangan yang diselenggarakan Georgetown University McDonough School of Business, Washington, D.C.

Gubernur The Michelle W. Bowman akan berbicara pada acara The Fed Listen yang diselenggarakan Federal Reserve Bank of Dallas, Odessa College, Odessa, Texas.

Pada Jumat pekan ini, Gubernur Lisa D. Cook akan berbicara di Georgetown University McDonough School of Business, Washington, D.C.

Pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Mei mendatang.

Survei dari CME FedWatch menunjukkan jika 80,2% kini bertaruh mengenai kenaikan suku bunga 25 bps. Angkanya naik 70% pada awal pekan lalu.

Kondisi ini membuat dolar AS menguat tajam pada akhir pekan lalu sehingga emas melemah.

Indeks dolar AS ditutup di posisi 101,552 pada Jumat pekan lalu, naik drastis dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat 101,011.

Selain dolar AS yang menguat, analisĀ UBS menjelaskan jika lonjakan emas pada pekan lalu membuat pembeli menahan diri. Emas sangat mahal sehingga malah kurang menarik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular