Analisis Teknikal

Data Cadev 'Dikacangin', IHSG Berpotensi Tutup di Zona Merah

Putra, CNBC Indonesia
Senin, 10/04/2023 13:07 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi pada perdagangan sesi I hari ini (10/4/23). IHSG turun signifikan 0,66% menjadi 6.747,71 secara harian.

Sebanyak 343 saham melemah, 201 saham mendatar dan hanya 169 saham menguat. Hingga istirahat siang, nilai transaksi tergolong sepi atau hanya mencapai sekitar Rp 4,1 triliun dengan melibatkan 12,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 776 ribu kali.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv hampir seluruh sektor berada di zona merah dengan sektor utilitas memimpin pelemahan 1,38%.


Perdagangan sesi I kali ini, PT Gojek Tokopedia menjadi laggard utama IHSG sebesar 14 indeks poin disusul PT Telkom Indonesia 5,04 indeks. PT Bank Mandiri juga terpantau melemah turun 1,93% yang menjadi pemberat ketiga IHSG.

Para pelaku pasar akan mengawasi beberapa sentimen utama yang mempengaruhi IHSG pekan ini. Fokus utama adalah data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (12/4/2023). Data ini akan memberikan gambaran bagaimana The Fed akan mengambil langkah ke depannya terkait kenaikan suku bunga.

Sikap investor cenderung wait and see setelah sebelumnya tanda-tanda perekonomian AS merosot semakin terlihat. Kontraksi sektor manufaktur semakin dalam pada Maret dan PMI dilaporkan sebesar 46,3, sudah mengalami kontraksi selama 5 bulan beruntun dan berada di level terendah sejak Mei 2020.

Namun, dengan pasar tenaga kerja yang masih kuat dan inflasi yang sulit turun, pasar kembali memprediksi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga pada Mei.

Selain itu, sentimen The Fed masih menjadi momok mengerikan bagi pasar finansial Tanah Air. Ketegangan antara suku bunga dan harga saham akan tetap terjadi pekan depan, karena investor terus mencerna indikasi sikap The Fed yang cenderung masih hawkish hingga beberapa bulan ke depan.

Kondisi ekonomi dua raksasa dunia yang juga merupakan partner dagang utama RI, China dan Amerika Serikat, juga akan mempengaruhi pasar pekan ini.

Dari AS, ada rilis data ekonomi penting terkait ekspektasi inflasi konsumen dan pidato pejabat The Fed yang akan memberikan sinyal terkait suku bunga.

Kick off musim laporan keuangan kuartal I 2023 akan dimulai di AS. Nama-nama besar seperti Delta Airlines, JPMorgan Chase, Citigroup, dan Wells Fargo juga akan mempengaruhi suasana Wall Street pekan ini dalam musim laporan keuangan kuartal I 2023.

Sementara dari China, investor fokus pada data inflasi, indeks harga produsen, dan data neraca perdagangan terkait ekspor-impor.

Dalam negeri, sejumlah data ekonomi penting juga dirilis, termasuk data cadangan devisa per Maret, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan retail.

Pagi tadi, Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa per akhir Maret 2023 adalah sebesar US$ 145,2 miliar. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 140,3 miliar.

Demikianlah siaran pers dari Bank Indonesia yang diterima CNBC Indonesia, Senin (10/4/2023). Dijelaskan peningkatan posisi cadangan devisa dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.

Angka tersebut jauh melampaui proyeksi ekonom yang dihimpun Tradingeconomics yang meramal data cadev akan naik menjadi US$141 miliar.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) dan menggunakan pivot point Fibonacci untuk mencari resistance dan support terdekat.

IHSG gagal bertahan di atas support penting berupa level pivot 6.792 dan area demand 6.789-6.781.

Penurunan di sesi II berpotensi terbatas apabila pola dragonfly doji yang terbentuk pada chat pukul 11.00 WIB terkonfirmasi nanti.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI turun ke area oversold 30,88.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD masih berada di bawah garis sinyal dengan kecenderungan melebar. Sedangkan, histogram kembali membentuk bar negatif.

Pada sesi II, IHSG berpotensi ditutup melemah dengan support terdekat di level 6.730 dan resistance terdekat di 6.792.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat