Mau Lebaran, Bersiap Cari THR dari 4 Saham Bank Gede Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham bank kakap bisa menjadi pilihan investor yang memburu cuan jelang lebaran. Apalagi, beberapa dari saham tersebut punya kinerja seasonality yang lumayan positif selama April.
Apabila melihat kinerja seasonality April dalam 15 tahun belakangan (2008-2022), kinerja saham bank BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi yang paling positif di antara 3 bank raksasa lainnya.
Saham BBNI mencatatkan rerata kenaikan 4,66% selama April dengan probabilitas naik 53%.
Angka tersebut di atas bank pelat merah lainnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang rerata menguat 2,32% selama April sejak 2008. Probabilitas menghijau BMRI mencapai 60%, tertinggi di antara yang lainnya.
Lebih lanjut, saham bank BUMN PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga memiliki kinerja historis yang lumayan baik selama April, dengan kenaikan rata-rata 1,31% dan probabilitas naik 47%.
Berbeda dengan lainnya, saham bank Grup Djarum PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memiliki catatan kurang apik selama April dalam 15 tahun terakhir, yakni dengan rerata minus 0,19% dan probabilitas naik di bawah 50% (tepatnya 47%).
Catatan saja, seasonality berpedoman pada kinerja masa lalu dan tidak serta merta mencerminkan kinerja masa depan. Karena itu, informasi di atas sebaiknya hanya digunakan sebagai pedoman awal untuk berinvestasi, selain investor perlu melihat faktor dan melakukan analisis lainnya.
Di samping itu, investor perlu memahami iklim berinvestasi saat ini yang masih dibayangi kondisi makro, salah satunya soal kenaikan suku bunga, seperti telah disebut dalam paragraf di atas.
Selain kinerja historis, kinerja keuangan per kuartal I 2023 keempat bank tersebut juga diproyeksikan solid, dengan potensi pertumbuhan laba kumulatif di atas 10%.
Sektor perbankan juga secara umum masih overweight, seiring perbankan, terutama yang kakap, masih mampu mengendalikan risiko kredit bermasalah (NPL) yang tinggi dan potensi marjin bunga bersih (NIM) yang akan membaik selama 2023 ini.
Emiten bank besar sendiri lebih diunggulkan dibandingkan bank yang lebih kecil lantaran mampu memimpin pertumbuhan pinjaman/kredit di sektor perbankan.
Apalagi, dengan himpunan dana murah (CASA) yang besar, bank kakap mampu menikmati cost of fund (CoF) yang lebih rendah di tengah pengetatan likuiditas seperti akhir-akhir ini.
Apabila melihat 4 tahun belakangan, keempat bank di atas biasanya merilis laporan keuangan Q1 pada rentang akhir April hingga Mei.
Kinerja 2022 Apik
BRI menjadi bank dengan perolehan laba bersih terbesar seantero Tanah Air dengan nilai Rp51,17 triliun selama 2022.
Angka tersebut melesat 64,71% secara tahunan (YoY) dibandingkan pada 2021 yang sebesar Rp31,06 triliun.
Torehan ini menjadikan BRI mencatatkan rekor perolehan laba tertinggi dalam sejarah perbankan Indonesia.
Rekor laba tertinggi sebelumnya dipegang oleh BBCA pada 2021.
Di bawah BRI ada bank pelat merah lainnya, BMRI, yang memiliki laba bersih Rp41,17 triliun sepanjang tahun lalu, naik 46,89% yoy.
Lebih lanjut, di peringkat ketiga, BCA membukukan laba bersih Rp40,75 triliun setahun penuh 2022 atau tumbuh 29,62%.
Keempat, ada BNI yang menorehkan laba Rp18,31 triliun, mengalami kenaikan 68,02% secara tahunan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut
(trp/trp)