
Rugi Bersih Bengkak Sampai Rp 1,89 T, Saham WSKT Jebol
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi BUMN Karya yakni PT Waskita Karya Tbk (WSKT) terpantau sudah ambles pada perdagangan sesi I Senin (10/4/2023), setelah dirilisnya kinerja keuangan pada 2022.
Per pukul 10:03 WIB, saham WSKT merosot 1,92% ke posisi Rp 204/saham. Saham WSKT pada pagi hari ini bergerak di rentang harga Rp 195 - 208 per saham.
Saham WSKT sudah ditransaksikan sebanyak 546 kali dengan volume sebesar 4,29 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 873,71 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 5,88 triliun.
Hingga pukul 10:03 WIB, terdapat 7.454 lot antrian jual di order offer pada harga Rp 204/saham. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 206/saham, yakni sebanyak 13.635 lot.
Sementara di order beli atau bid, terdapat 10.928 lot antrian di harga Rp 202/saham. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 194/saham atau di harga batas bawahnya pada hari ini, yakni sebanyak 40.236 lot.
Saham WSKT merosot setelah perseroan merilis kinerja keuangan pada 2022. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, WSKT mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,89 triliun pada 2022, membengkak 73,3% dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp 1,09 triliun.
Padahal, pendapatan WSKT meningkat 25,18% menjadi Rp 15,3 triliun pada 2022, dari sebelumnya sebesar Rp 12,22 triliun pada 2021.
Pendapatan WSKT ditopang oleh jasa konstruksi sebesar Rp 13,56 triliun, melesat 33,47% dibanding 2021. Disusul oleh pendapatan jalan tol sebesar Rp 916,56 miliar dan pendapatan sektor bisnis lainnya seperti properti maupun penjualan infrastruktur.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan WSKT juga ikut melambung sebesar 34,16% menjadi Rp 13,85 triliun. Alhasil, laba bruto perseroan terpangkas 23,65% menjadi Rp 1,44 pada 2022.
Alhasil, rugi bersih WSKT pun meningkat karena adanya peningkatan beban pokok pendapatan tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan untuk menahan kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp3 triliun kepada Waskita Karya.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban menjelaskan bahwa belum dikucurkan PMN kepada Waskita menyusul adanya default atau gagal bayar pinjaman dan bunga obligasi, serta kinerja penjualan yang tidak sesuai dengan target.
Dia mengatakan bahwa suntikan PMN rencananya berlangsung pada akhir tahun lalu. Namun, dalam perjalanannya, kinerja penjualan WSKT mengalami penurunan sehingga langkah itu belum terealisasi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jaga Kepercayaan Publik, Waskita Berkomitmen Perkuat Tata Kelola