Market Commentary

IHSG Loyo, 5 Saham Ini Jadi Biang Keroknya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 10/04/2023 10:09 WIB
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada perdagangan sesi I Senin (10/4/2023), meski bursa saham global cenderung cerah.

Per pukul 09:50 WIB, IHSG melemah 0,43% ke posisi 6.763,89. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.700.

Beberapa saham menjadi pemberat IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi penahan laju penguatan IHSG hari ini.


EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
GoTo Gojek TokopediaGOTO-8,0296-4,95%
Telkom IndonesiaTLKM-6,354.200-1,18%
Bank Central AsiaBBCA-1,888.725-0,29%
Merdeka Copper GoldMDKA-1,504.110-1,20%
Bank MandiriBMRI-1,235.125-0,97%

Sumber: Refinitiv & RTI

Dua saham bank raksasa terpantau menjadi pemberat IHSG hari ini, seperti saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang keduanya memperberat indeks masing-masing 1,88 indeks poin dan 1,23 indeks poin.

Adapun saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi pemberat terbesar IHSG pada pagi hari ini, yakni sebesar 8,02 indeks poin.

Lesunya IHSG terjadi meski pada pekan ini rilis data ekonomi global dan dalam negeri cukup ramai. Namun, investor yang sudah mempersiapkan kebutuhan untuk mudik Lebaran menyebabkan kondisi pasar saham RI cenderung sepi.

Di lain sisi, investor juga cenderun wait and see jelang rilis data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (12/4/2023). Data ini akan memberikan gambaran bagaimana The Fed akan mengambil langkah kedepannya terkait kenaikan suku bunga.

Hal ini terjadi setelah sebelumnya tanda-tanda perekonomian AS merosot semakin terlihat. Kontraksi sektor manufaktur semakin dalam pada Maret dan PMI dilaporkan sebesar 46,3, sudah mengalami kontraksi selama 5 bulan beruntun dan berada di level terendah sejak Mei 2020.

Namun, dengan pasar tenaga kerja yang masih kuat dan inflasi yang sulit turun, pasar kembali memprediksi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali menaikkan suku bunga pada Mei.

Selain itu, sentimen The Fed masih menjadi momok mengerikan bagi pasar finansial Tanah Air. Ketegangan antara suku bunga dan harga saham akan tetap terjadi pekan depan, karena investor terus mencerna indikasi sikap The Fed yang cenderung masih hawkish hingga beberapa bulan ke depan.

Kondisi ekonomi dua raksasa dunia yang juga merupakan partner dagang utama RI, yakni China dan AS juga akan mempengaruhi pasar pekan ini.

Dari AS, ada rilis data ekonomi penting terkait ekspektasi inflasi konsumen dan pidato pejabat The Fed yang akan memberikan sinyal terkait suku bunga.

Sementara dari China, investor fokus pada data inflasi, indeks harga produsen, dan data neraca perdagangan terkait ekspor-impor.

Dalam negeri, sejumlah data ekonomi penting juga akan dirilis, termasuk data cadangan devisa (cadev) per Maret, indeks keyakinan konsumen (IKK), dan penjualan ritel. Ekonom memproyeksikan bahwa data cadev akan naik menjadi US$ 141 miliar, dari bulan sebelumnya US$ 140,3 miliar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat