Wow! Transaksi Nego Rp12,7 T di INCO, Siapa yang Masuk?

Putra, CNBC Indonesia
10 April 2023 07:25
A logo of the Brazilian mining company Vale SA is seen in Brumadinho, Brazil January 29, 2019.  REUTERS/Adriano Machado
Foto: VALE (REUTERS/Adriano Machado)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diperdagangkan di pasar negosiasi pada Kamis (6/4/2023).

Transaksi misterius tersebut dilakukan melalui perantara atau broker PT BRI Danareksa Sekuritas (kode: OD).

Sebanyak 19,87 juta lot (1,98 miliar saham) saham ditransaksikan dengan nilai transaksi mencapai Rp12,72 triliun.

Adapun, harga rerata pembelian berada angka Rp6.404/saham.

Belum diketahui lebih lanjut soal rincian dan tujuan transaksi nego di atas.

Namun, kalau dilihat dari komposisi pemegang saham Vale Indonesia, jumlah tersebut sama dengan kepemilikan BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero), yang setara dengan 20,00% saham INCO.

Deal Proyek Rp67,5 Triliun

Sebelumnya, Vale Indonesia baru saja mendapatkan kepastian investasi oleh perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Ford Motor Co, dan perusahaan nikel asal China, Zhejiang Huayou Cobalt, untuk pembangunan proyek smelter nikel senilai US$ 4,5 miliar atau sekitar Rp 67,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).

Adapun proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) ini berlokasi di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Smelter ini akan memproduksikan 120 ribu ton per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Mengutip Reuters, Kamis (30/03/2023), Vale dan Huayou menargetkan pembangunan konstruksi smelter ini akan dimulai pada November mendatang, sehingga operasional smelter diharapkan bisa terwujud pada 2026.

Vale akan memegang 30% saham di proyek smelter ini, sementara sisanya akan dikendalikan oleh Ford dan Huayou.

Perjanjian final investasi pembangunan smelter HPAL ini memang bisa menjadi salah satu upaya Vale untuk menyelesaikan pekerjaan rumah (PR), terutama ketika perusahaan ingin mendapatkan perpanjangan Kontrak Karya (KK) yang akan berakhir pada 2025 mendatang, tepatnya 28 Desember 2025.

Seperti diketahui, salah satu syarat perpanjangan KK menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yaitu dengan melakukan hilirisasi tambang di Tanah Air, salah satunya dengan membangun proyek smelter.

Meski demikian, Vale masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah lainnya yang harus dituntaskan jika perusahaan ingin mendapatkan perpanjangan operasional menjadi IUPK setelah 2025. Salah satu pekerjaan rumah yang tak kalah penting yaitu terkait penyelesaian divestasi kepada Indonesia.

Pasalnya, selama 55 tahun Vale beroperasi di Indonesia sejak 1968 lalu, nyatanya hingga kini mayoritas saham Vale masih dikuasai asing. Mayoritas saham Vale kini dimiliki Vale Canada Limited (VCL) 44,3%, Sumitomo Metal Mining Co. Ltd (SMM) 15%.

Adapun saham murni Indonesia "hanya" 20% yakni dimiliki Holding BUMN Tambang MIND ID, sementara 20,7% merupakan saham publik terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sehingga belum tentu murni dimiliki Indonesia. Sehingga, total saham yang dipegang dalam negeri baru sebesar 40,7%.

Sesuai amanat Undang-Undang No.3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), perusahaan asing harus melepas (divestasi) 51% sahamnya kepada pihak Indonesia, sebelum melakukan perpanjangan KK.

Dengan demikian, Vale masih memiliki "utang" divestasi saham ke Indonesia sekitar 11%. Setelah itu terealisasi, maka Vale kemungkinan besar baru bisa mendapatkan perpanjangan KK menjadi IUPK.

Hal tersebut diungkapkan Pakar Hukum Pertambangan Universitas Tarumanegara Ahmad Redi.

"Saya kira sebelum ada perpanjangan operasi PT Vale dengan IUPK, maka harus dipastikan terlebih dahulu kewajiban divestasi saham PT Vale sesuai UU Minerba terlaksana. Apabila kewajiban divestasi sesuai UU Minerba ini tidak terlaksana, maka secara hukum pemberian perpanjangan operasi dengan IUPK tidak dibenarkan," jelas Redi kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/3/2023).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! Misteri Dibalik Transaksi Nego Saham GOTO Terungkap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular