Bak Roller Coaster, IHSG Akhirnya Ditutup Hijau

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
Rabu, 05/04/2023 12:37 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami kenaikan pada perdagangan sesi I hari ini (5/4/23). IHSG naik tipis 0,05% menjadi 6.836,50 secara harian.

Sebanyak 261 saham melemah, 250 saham menguat sementara 189 saham lainnya tidak bergerak. Hingga istirahat siang, nilai transaksi mencapai sekitar Rp 4,5 triliun dengan melibatkan 8,81 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 827 ribu kali.

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv mayoritas sektor berada di zona hijau dengan sektor real estate memimpin penguatan 0,80%. Perdagangan sesi I kali ini, PT Telkom Indonesia menjadi penopang utama IHSG sebesar 7,56 indeks poin disusul PT Bank Rakyat Indonesia 5,10%. Meski tidak besar, PT Bayan Resources, Aneka Tambang, dan Ciputat Development juga berkontribusi terhadap kenaikan IHSG satu indeks poin lebih.


Meski terdapat sejumlah sentimen negatif, IHSG tampak tak goyah. Tekanan dari Wall Street yang semalam tumbang akibat pelaku pasar yang kurang percaya diri terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS).

Malam nanti waktu Indonesia Amerika Serikat akan merilis dua data penting yakni neraca dagang termasuk di antaranya ekspor dan impor serta ISM non manufaktur PMI.

Keduanya penting untuk mengukur kekuatan ekonomi negara digdaya tersebut sehingga menjadi pertimbangan investor mengenai laju pertumbuhan ekonomi.

Meski demikian, pasar saham masih dibayangi oleh ketakutan inflasi yang meningkat seiring dengan harga minyak mentah dunia yang melonjak.

Dari dalam negeri ada kabar positif bagi investor terkait kondisi ekonomi Indonesia pada 2023.

Asia Development Bank (ADB) mengeluarkan rilis terbaru mengenai outlook pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, khususnya di Asia.

Pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara diperkirakan akan mencapai 4,7% pada 2023, turun dari pertumbuhan pada tahun lalu yang mencapai 5,6% dan akan tumbuh menjadi 5% pada 2024.

"Pemulihan berkelanjutan ini, sebagian besar disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi sub kawasan tersebut," tulis ADB dalam laporannya bertajuk Asian Development Outlook (ADO) April 2023, dikutip Selasa (4/4/2023).

Adapun, outlook ADB untuk ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan akan mencapai 4,8% dan akan meningkat menjadi 5% pada tahun 2024.

Dibandingkan pertumbuhan ekonomi negara ASEAN lainnya, Indonesia masih kalah dari perkiraan pertumbuhan ekonomi Filipina yang diperkirakan tumbuh 6% dan Vietnam yang diperkirakan tumbuh 6,5%.

Sementara dibandingkan dengan outlook ekonomi Malaysia dan Singapura, Indonesia lebih unggul. Outlook ekonomi Malaysia pada 2023 diperkirakan mencapai 4,7% dan Singapura diperkirakan mencapai 2%.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(Muhammad Azwar/ayh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan