
Sehari Pasca Stock Split, Saham BMRI Mulai Ngegas Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Rabu (5/4/2023), sehari setelah memakai harga baru pasca stock split.
Per pukul 10:33 WIB, saham BMRI terpantau menguat 0,48% ke posisi harga Rp 5.225/unit. Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 4.118 kali dengan volume transaksi mencapai 14,59 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai 75,93 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 485,33 triliun.
Hingga pukul 10:33 WIB, dari order bid atau beli, terdapat 4.806 lot antrian di harga Rp 5.200/unit. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 5.100, yakni sebanyak 52.381 lot.
Sedangkan dari order offer atau jual, terdapat 8.052 lot antrian di harga Rp 5.225/unit. Sementara untuk antrian jual terbanyak berada di harga Rp 5.400, yang sebanyak 51.883 lot.
Pada perdagangan kemarin merupakan perdagangan BMRI menggunakan harga baru pasca stock split.
Sebelumnya, rasio stock split Bank Mandiri kali ini yakni 1:2. Menurut keterbukaan informasi, sebelum stock split, nilai nominal saham BMRI adalah Rp 250 per saham dengan jumlah saham sebesar 46.666.666.666 saham.
Nantinya, setelah pemecahan saham, nilai nominal saham BMRI adalah Rp 125 per saham dengan jumlah saham sebesar 93.333.333.332 saham.
Sementara itu, untuk saham Seri A Dwiwarna akan tetap dipertahankan satu saham dan sisanya akan diperhitungkan menambah saham Seri B milik Negara Republik Indonesia.
Manajemen menjelaskan, aksi korporasi ini dilakukan dengan memperhatikan harga pasar saham BMRI di Bursa Efek Indonesia yang dipengaruhi adanya perbedaan nilai nominal dengan perusahaan dengan kegiatan usaha yang sejenis.
Dalam keterbukaan informasi (6/2/2023), perusahaan memaparkan dua tujuan yang melatarbelakangi pelaksanaan stock split.
"Pertama, peningkatan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, dengan meningkatkan jumlah unit saham yang beredar. Kedua, perluasan distribusi kepemilikan saham melalui penyesuaian harga saham sehingga mencapai trading range yang optimal untuk menjangkau berbagai lapisan investor," tulis manajemen Bank Mandiri dalam keterbukaan informasi.
Sebagai informasi, Bank Mandiri sebelumnya pernah melakukan stock split dengan rasio yang juga 1:2 pada 2017 lalu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sssttt... Sosok Ini Borong 400 Lot Saham BMRI Dalam Sehari
