IHSG Naik Tapi Transaksi Sepi, Ini Penyebabnya

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
03 April 2023 16:25
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi II Senin (3/4/23) ditutup di 6.827,17 atau menguat 0,32% secara harian.

Sebanyak 244 saham naik, 285 saham turun sementara 196 saham lainnya tidak bergerak.

Meski per hari ini jam perdagangan resmi diperpanjang, namun nilai transaksi terpantau sepi hanya sekitar Rp 8,45 triliun dengan melibatkan 19,82 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,34 juta kali.

Hari ini IHSG bergerak konsisten di wilayah positif. Penguatan indeks kali ini sekaligus memutus tren pelemahan yang telah berlangsung selama dua hari perdagangan sebelumnya. Dalam lima hari transaksi, apresiasi IHSG masih menguat 1,76%. Sementara itu sejak awal tahun, IHSG masih membukukan pelemahan 0,34% (year to date).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv, hanya empat dari total sektor yang menguat. Sektor finansial menjadi sektor dengan kenaikan tertinggi yakni sebesar 0,89% diikuti sektor energi 0,77%. Selain itu sektor konsumen primer dan teknologi menguat masing-masing 0,2 persen lebih.

Sentimen positif datang dari Amerika Serikat (AS) dan China, di mana data ekonomi dan tenaga kerja di AS cenderung masih cukup kuat.

Namun, hal ini sepertinya tidak membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempertahankan sikap hawkish-nya dan mulai bersikap dovish, karena melihat dari krisis perbankan di AS yang terjadi beberapa pekan lalu.

Pelaku pasar bahkan memprediksi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lagi di pertemuan berikutnya, meski inflasi dan data tenaga kerja masih cukup kuat.

Sementara dari China, data aktivitas manufaktur memang sedikit melandai. Tetapi masih berada di zona ekspansif, menandakan bahwa perekonomian China sedang berusaha pulih dari keterpurukan akibat penerapan kebijakan nol-Covid. Adapun kebijakan ini resmi dihapus oleh pemerintah China pada akhir tahun lalu.

Di lain sisi, periode cum date dan ex date dividen tunai di saham bank raksasa yang sudah terlewati juga menjadi pendorong saham perbankan di RI. Kini, periode dividen tinggal menyisakan tanggal pembagian dividen yang akan berlangsung awal bulan ini.

Selain itu, investor asing yang juga masih memburu beberapa saham bank raksasa juga menjadi pendorong saham perbankan RI pada hari ini.

Sentimen positif lain datang dari kabar adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia lagi setelah Arab Saudi dan negara OPEC+ akan mengurangi produksi minyak mentah.

Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya pada hari Minggu (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak mentah lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Keputusan ini bisa kembali melambungkan harga minyak mentah.

Kenaikan harga minyak memberikan dampak positif bagi emiten minyak seperti PT Adaro Energy, PT Rukun Raharja, dan Medco Energy International serta saham terkait lainnya. Kenaikan harga minyak mentah dapat meningkatkan pendapatan dan laba bagi emiten, sehingga dapat berdampak positif pada kinerja saham mereka.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular