AS Berang! Credit Suisse Dituduh Jadi Surga Pengemplang Pajak

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan UBS Group untuk menyelamatkan Credit Suisse lewat akuisisi dinilai dapat membawa serangkaian masalah peraturan dan hukum baru bagi bank terbesar Swiss. Selama bertahun-tahun, Credit Suisse disebut telah menyediakan tempat yang aman bagi klien Amerika yang kaya untuk menyembunyikan aset dari lembaga pajak AS, Internal Revenue Service (IRS).
Bahkan, praktik itu masih dilakukan setelah sebelumnya pernah terungkap dan dituntut lebih dari satu dekade lalu. Hal ini diungkapkan dalam wawancara ekslusif CNBC International dengan dua mantan bankir Credit Suisse yang juga pernah bekerja dengan pemerintah AS sebagai whistleblower.
Bank secara kontroversial mengaku bersalah pada tahun 2014 atas tuduhan kriminal karena 'dengan sengaja' membantu ribuan klien AS menyembunyikan aset dan pendapatan offshore mereka dari IRS. Credit Suisse saat itu juga mengaku menggunakan entitas palsu, menghancurkan catatan akun, dan menyerahkan uang tunai kepada klien Amerika untuk mencegah deteksi IRS.
Credit Suisse setuju untuk menindak pengelak pajak AS sebagai bagian dari kesepakatan pembelaannya. Bank tersebut juga pada saat itu menyetujui sejumlah reformasi, termasuk mengungkapkan kegiatan lintas batasnya dan bekerja sama dengan pihak berwenang ketika mereka meminta informasi.
Bank terbesar kedua Swiss yang sekarang kembali bermasalah tampaknya telah melanggar perjanjian itu, hal ini berdasarkan sebuah laporan baru oleh Komite Keuangan Senat yang merinci penyalahgunaan yang terus berlanjut dan merajalela. Laporan tersebut, yang dirilis Rabu (29/3/2023), merinci temuan investigasi panel selama dua tahun dan menekankan urgensi mengingat krisis perbankan yang membayangi.
Swiss Nasional Bank, bank sentral negara itu, menyuntikkan lebih dari US$ 100 miliar likuiditas ke Credit Suisse untuk mempertahankannya awal bulan ini. Sementara pemerintah Swiss setuju untuk memberi UBS sekitar US$ 9 miliar untuk menahan kerugian akibat pengambilalihan.
Sementara itu, penyelidik senat mengatakan pengungkapan baru itu menimbulkan pertanyaan tentang berapa banyak uang Amerika yang masih tersembunyi di dalam brankas bank yang keruntuhannya mengguncang fondasi sistem perbankan global.
Laporan Senat, yang disiapkan oleh staf panel partai Demokrat AS, menuduh Credit Suisse melanggar ketentuan perjanjian pembelaan tahun 2014, yang dapat memicu sejumlah dampak jika Departemen Kehakiman AS menekan kasus tersebut. Tidak jelas seberapa besar potensi pertanggungjawaban UBS sebagai akibat dari laporan tersebut, tetapi seorang pengacara pelapor berpendapat bahwa bank harus membayar sebanyak US$ 1,3 miliar (Rp 19,5 triliun).
Ketua Komite Keuangan Senat Ron Wyden mengatakan komitenya baru saja menerima informasi baru minggu ini dari Credit Suisse tentang tambahan rekening Amerika yang dirahasiakan yang dimiliki bank tersebut setelah 2014.
"Ini masih berlangsung hingga beberapa hari terakhir - bahkan lebih banyak uang ditemukan telah disembunyikan dan ada masalah yang sangat substansial di sini," kata Wyden.
"Jelas, inilah waktunya untuk menuntut dan memastikan bahwa ada hukuman yang mengirimkan pesan yang kuat."
Seorang asisten Komite Keuangan mengungkapkan bahwa karyawan Credit Suisse membantu dan bersekongkol dengan skema penggelapan pajak kriminal besar. Ia meminta untuk tidak disebutkan namanya karena laporan tersebut belum dirilis.
"Sampai saat ini, tidak ada karyawan Credit Suisse yang terlibat dalam skema tersebut yang menghadapi konsekuensi apa pun dari pemerintah Amerika Serikat atas partisipasi mereka," ujarnya.
Lebih lanjut, penyelidik senat mengatakan mereka menemukan bahwa Credit Suisse membuka akses kepada 25 keluarga Amerika untuk menyembunyikan kekayaan senilai lebih dari US$ 700 juta (Rp 10,50 triliun) di bank setelah tahun 2014.
"Mereka pikir mereka bisa lolos begitu saja, dan sebagian besar berhasil," kata ajudan itu. "Ini bukan pertanyaan apakah bank Swiss terus melakukan ini, ini pertanyaan bank Swiss mana yang masih melakukan ini," kata penyelidik.
Dalam sebuah pernyataan kepada CNBC, juru bicara Credit Suisse mengatakan tidak mentolerir penggelapan pajak.
"Intinya, laporan itu menggambarkan masalah warisan, beberapa dari satu dekade lalu, dan kami telah menerapkan peningkatan ekstensif sejak saat itu untuk membasmi individu yang berusaha menyembunyikan aset dari otoritas pajak," kata juru bicara itu yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara dalam rekaman.
Dia mengatakan tim kepemimpinan baru bank telah bekerja sama dengan komite. Credit Suisse telah mendukung pekerjaan Senator Wyden, termasuk dalam hal solusi kebijakan yang disarankan untuk membantu memperkuat kemampuan industri keuangan untuk mendeteksi orang AS yang dirahasiakan.
Dia mengatakan kebijakan bank mengharuskannya untuk menutup akun yang tidak diumumkan ketika mereka diidentifikasi dan mendisiplinkan karyawan yang tidak mengikuti kebijakannya.
[Gambas:Video CNBC]
Mau Diakuisisi UBS, Harga Saham Credit Suisse Ambles 63%
(Zefanya Aprilia/fsd)