Gaspol, IHSG Menguat Lagi 0,79% di Sesi Pertama

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
Rabu, 29/03/2023 11:52 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (29/3/23) berakhir di zona psikologis 6.800 tepatnya di 6.813,71 atau menguat 0,79% secara harian.

Sebanyak 307 saham menguat, 211 saham melemah sementara 195 lainnya mendatar alias tidak berubah. Hingga istirahat siang,nilaitransaksimencapai sekitarRp6,36 triliundengan melibatkan12miliar sahamyang berpindah tangan sebanyak satu juta kali.


Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, mayoritas sektor berada di zona hijau. Sektor energi menjadi yang paling menguntungkan indeks menguat sebesar 2%.

Sentimen IHSG hari ini terlihat cukup positif, meskipun pergerakan Wall Street menunjukkan belum stabilnya sentimen pelaku pasar pasca krisis yang melanda sektor perbankan.

Dari Eropa, saham Deutsche Bank kembali mengalami pelemahan, tetapi semua bursa utama mampu menguat tipis. Pergerakan tersebut membuka ruang berlanjutnya penguatan IHSG, rupiah hingga SBN. Apalagi jika melihat fundamental dalam negeri yang berbeda dengan Barat yang masih berkutat dengan inflasi tinggi.

Selain itu, kabar baik terselip di balik gonjang-ganjing sektor perbankan di Amerika Serikat dan Eropa. Bank sentral AS (The Fed) sudah memberikan tandanya dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% - 5%. Dengan demikian, dalam satu tahun terakhir, The Fed total menaikkan suku bunga sebanyak 9 kali sebesar 475 basis poin.

Pasar kini melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Bahkan, banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 basis poin menjadi 4,5% - 4,75%.

Ekonom terkemuka, Jeremy Siegel juga mensyukuri gonjang-ganjing perbankan terjadi saat ini, jika terjadi belakangan maka suku bunga akan semakin tinggi lagi.

"Jika kisruh perbankan terjadi belakangan, kita akan melihat suku bunga lebih tinggi lagi. Jadi, suku bunga yang lebih rendah menjadi hikmah dari krisis perbankan saat ini," kata Siegel, profesor finansial di Wharton School of Business, sebagaimana dilansir Yahoo Finance, Sabtu (25/3/2023).

Hal ini membuat sentimen pasar menjadi cukup positif, dan diharapkan dapat mendorong kenaikan IHSG dalam waktu dekat. Namun, perlu diingat bahwa The Fed masih akan melihat informasi terbaru dan menilai implikasinya untuk menentukan kebijakan moneter, sehingga pergerakan IHSG dan pasar secara keseluruhan masih perlu diawasi dengan cermat.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat