Dibantu Dolar Amerika, Harga Emas Terbang Lagi Nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas kembali terbang setelah dolar Amerika Serikat (AS) jatuh. Sang logam mulia juga kembali bersinar karena investor belum sepenuhnya yakin terhadap penyelesaian krisis perbankan AS.
Pada penutupan perdagangan Selasa (28/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.973,69 per troy ons. Harga sang logam mulia melonjak 0,88%.
Penguatan tersebut berbanding terbalik dengan penutupan pada hari sebelumnya di mana emas ambruk 1,05%.
Harga emas sedikit melemah pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/3/2023) pukul 06:12 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.972,29 per troy ons. Harganya melandai 0,07%.
Melonjaknya harga emas kemarin ditopang oleh ambruknya dolar AS. Indeks dolar ditutup di posisi 102,43. Indeks turun jauh dibandingkan penutupan pada perdagangan sebelumnya di posisi 102,86.
Melemahnya dolar AS tentu saja menguntungkan emas. Pasalnya, sang pembelian emas mayoritas dilakukan dalam dolar AS. Jika dolar melemah maka sang logam mulia akan semakin terjangkau.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff, menjelaskan dengan pelemahan dolar AS yang tajam, harga emas sebetulnya bisa lebih tinggi lagi. Namun, penguatan emas tertahan oleh semakin meredanya kekhawatiran pasar mengenai krisis perbankan di AS.
"Pembelian emas yang semula kencang tertahan oleh fakta bahwa krisis perbankan AS untuk saat ini setidaknya mereda," tutur Wyckoff, dikutip dari Reuters.
Harga emas terbang dua pekan lalu setelah tiga bank Amerik Serikat (AS) kolaps yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank kolaps.
Namun, sejumlah kebijakan dari AS sudah mulai menenangkan pasar. Lembaga Penjamin Simpanan AS (FDIC) sudah mengumumkan First Citizens BancShare Inc akan membeli simpanan dan pinjaman Silicon Valley Bank (SVB). Pengumuman ini dua minggu setelah kejatuhan SVB yang mengawali krisis perbankan AS.
Kesepakatan itu mencakup pembelian sekitar $72 miliar atau sekitar Rp 1.019 triliun aset SVB dengan diskon $16,5 miliar, tetapi sekitar $90 miliar dalam bentuk sekuritas dan aset lainnya akan tetap dalam kurator untuk disposisi oleh FDIC.
Kendati mereda, Wyckoff mengingatkan dampak dari krisis belum sepenuhnya berlalu. Pasar bisa kembali panik jika skenario dalam menyelesaikan krisis tidak berjalan.
"Pelaku pasar masih sangat menimbang-nimbang (terkait dampak krisis). Kondisi ini akan tetap menjadi daya tarik risiko paling tidak dua pekan ke depan atau sampai orang yakin bahwa krisis telah berlalu," tuturnya.
Emas adalah aset aman yang akan dicari saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau ketegangan geopolitik. Risiko apapun yang bisa menimbulkan guncangan ekonomi akan meningkatkan permintaan akan emas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Merosot 1% Sepekan, Pesta Cuan Emas Berhenti
(mae/mae)