Telkom Digitalisasikan BPKP, Begini Hasilnya

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mendukung akselerasi digital Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui pemanfaatan Netmonk Prime, platform digital di bawah naungan Leap-Telkom Digital. Dengan dukungan itu, BPKP dapat melakukan pemantauan jaringan di internal BPKP Pusat untuk menekan risiko terjadinya gangguan jaringan.
Digitalisasi dalam pemantauan jaringan di internal BPKP Pusat membutuhkan perangkat yang terkoneksi dengan jaringan internet sehingga kuantitasnya semakin prima. Di samping itu, dalam menghindari risiko yang mungkin muncul, dibutuhkan upaya pencegahan melalui monitoring jaringan pada aktivitas tersebut.
Monitoring jaringan merupakan proses mengumpulkan dan menganalisa data-data yang ada di dalam lalu lintas jaringan. Praktik ini penting untuk perusahaan atau instansi memantau infrastruktur jaringan, seperti mengetahui berfungsi atau tidaknya perangkat jaringan.
Direktur Digital Business Telkom Fajrin Rasyid mengatakan kehadiran Netmonk Prime bertujuan mempermudah tim IT BPKP dalam melakukan pemantauan jaringan di perusahaan maupun instansi. Dengan Netmonk Prime, perusahaan dan instansi dapat memantau kondisi jaringan, web/API, serta server secara proaktif dan dapat melakukan pemeliharaan preventif cukup dalam satu aplikasi.
Menurut dia, Netmonk Prime memudahkan BPKP dalam melakukan pemantauan jaringan serta kesehatan perangkat jaringan untuk menghindari kekusutan jaringan dan berimbas buruk bagi kinerja BPKP.
"Selain BPKP Pusat, Netmonk Prime juga dipercaya oleh lebih dari 15 perusahaan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan monitoring jaringan mereka. Fitur-fitur unggulan Netmonk Prime seperti otomatisasi laporan secara real-time notification terbukti mampu mendukung kebutuhan di berbagai perusahaan dan instansi," kata Fajrin dikutip dari keterangan tertulis, Senin (27/3/2023).
Dia menjelaskan kerja sama antara Netmonk dan BPKP juga terjalin melalui pelatihan bersama. Di mana pada pertengahan Januari 2023 lalu, Netmonk menyambangi BPKP untuk memberikan penjelasan mengenai berbagai fitur Netmonk yang telah disesuaikan dengan kebutuhan BPKP. Kegiatan ini pun membantu BPKP dalam mengevaluasi kinerja jaringannya.
Sementara itu, Sub Koordinator Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi BPKP Wahyu Anggoro menyampaikan bahwa penggunaan Netmonk Prime memenuhi kebutuhan BPKP untuk melihat up and down dari sisi perangkat, sisi penggunaan traffic, dan memantau kesehatan perangkat.
"Dengan memanfaatkan Netmonk Prime dari Leap-Telkom Digital, BPKP menjadi lebih terbantu untuk mengetahui potensi terjadinya gangguan jaringan. Netmonk Prime dapat memberikan peringatan atau alert ketika ada perangkat jaringan mana saja yang mengalami masalah sehingga tim informasi teknologi (IT) BPKP dapat lebih cepat mengantisipasinya," ungkap Wahyu.
Lebih lanjut, Wahyu menambahkan, sebelum menggunakan Netmonk Prime, alur penanganan gangguan jaringan lebih rumit dan tidak praktis karena tim IT harus mengumpulkan data-data yang diperlukan secara manual.
"Dengan adanya Netmonk Prime, kami bisa mendapatkan alert dari hal-hal critical yang terjadi pada penggunaan bandwidth," imbuh Wahyu.
Sejalan dengan Wahyu, Koordinator Operasional dan Keamanan IT BPKP Fahmi Kurniawan menyampaikan pengalaman terkait salah satu critical alert yang pernah diterima BPKP Pusat dengan adanya Netmonk Prime. Peringatan itu muncul ketika kapasitas penggunaan bandwidth di BPKP Maluku Utara telah lebih dari 70%.
"Tim IT BPKP Pusat bisa langsung melakukan pemeriksaan dan penanganan lanjutan agar penggunaan bandwidth tidak melebihi kapasitas. Setelah diperiksa ternyata benar ada penggunaan bandwidth lebih dari 70%. Sebelumnya kami belum pernah mendapatkan peringatan seperti itu. Penggunaan Netmonk Prime membantu dengan dashboard yang informatif," ujar Fahmi.
[Gambas:Video CNBC]
Telkom Siap Sukseskan KTT G20 Lewat Infrastruktur & Layanan
(rah/rah)