BEI Sarankan Investor Rasional Kala Krisis SVB-Signature

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Pengembangan Bursa Jeffrey Hendrik memberi nasehat untuk investor RI dalam menyikapi fluktuasi pasar modal yang tidak menentu di tengah krisis mini perbankan dunia imbas ditutupnya Silicon Valley Bank (SVB).
Jeffrey mengatakan, ketika pihaknya mencermati perkembangan pasar, ia melihat sampai saat ini belum ada dampak langsung yang ditimbulkan keruntuhan bank besar AS tersebut.
"Tetap saja investor kita himbau melakukan kegiatan investasi secara rasional, tetap rasional ya supaya terlihat fundamental saham yang akan dibeli supaya tidak mengikuti euforia, dan tidak berlebihan menyikapi keadaan," ungkap Jeffrey saat ditemui wartawan, Jumat, (17/3/2023).
Di sisi lain, Jeffrey membenarkan adanya penurunan besar di sektor perbankan. Hal ini ditandai dengan banyaknya sell of saham-saham perbankan hinggal lebih dari 1%.
"Mungkin itu memang faktor psikologis, ada investor ritel, ada investor institusi. beberapa investor mungkin melakukan antisipasi atau mengurangi sedikit portofolio mereka," ungkap Jeffrey.
"Tapi kita melihat semua dalam kondisi wajar. secara teknikal juga ada di rebound, bukan ada tekanan jual terus menerus," tambahnya.
Memang, bila mengacu data RTI, Tercatat sejak Selasa (14/2/2023), saat isu SVB sedang gencar-gencarnya, IHSG terus mengalami tekanan dan berakhir di zona merah.
Saham-saham perbankan yang masuk dalam kategori blue chip pun ikut terkoreksi. Pada perdagangan kemarin, 2 emiten bank masih mengalami penjualan bersih asing terbesar.
Secara rinci, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dilego asing sebanyak Rp 290,4 miliar, menjadi yang paling banyak dari seluruh emiten IHSG. Sementara di urutan kedua ada PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang dibuang sebanyak Rp 174,5 miliar.
[Gambas:Video CNBC]
BEI Ngaku Setengah Mati Dapetin 10 Juta Investor
(fsd/fsd)