
Investor Waswas, IHSG Berakhir Ambruk 0,75% di Sesi Pertama

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (16/3/23) ditutup keluar zona psikologis 6.600 tepatnya di level 6.578.73 atau turun signifikan 0,75% secara harian.
Koreksi IHSG tercermin dari 457 saham yang melemah. Hanya 93 saham yang menguat sementara 133 lainnya stagnan alias tak berubah.
Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 10,10 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 864 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 5,83 triliun.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, seluruh sektor kecuali sektor kesehatan berada di wilayah negatif. Sektor utilitas menjadi sektor yang paling merugikan indeks, turun sebesar 2,5%. Sektor kesehatan terpantau menguat 0,8%
IHSG melemah diseret mayoritas saham-saham raksasa yang juga merosot. Medco Energy International turun tajam 6,45% disusul Timah yang tenggelam 6,25%. Berikutnya Indocement Tunggal Prakarsa jatuh 5,85% dan Adaro Energy Indonesia merosot 4,36%. Lalu, Waskita Karya juga terpantau membebani IHSG turun hampir 4%.
Sentimen negative salah satunya berasal dari ambruknya saham utama Eropa dan Amerika Serikat (AS) setelah krisis yang menimpa SVB, Signature Bank, dan Credit Suisse.
Selain itu, adanya persoalan besar dalam sistem perbankan dunia, terutama yang menimpa Credit Suisse dan bank-bank AS, membuat pelaku pasar keuangan global mengkhawatirkan dampak domino dari tumbangnya bank-bank tersebut.
Presiden Joko Widodo mengingatkan dampak besar dari krisis perbankan tersebut dan meminta semua pihak untuk waspada. Bank sentral Eropa akan menggelar rapat terkait kebijakan moneternya dan ECB mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps sehingga bunga acuan akan menjadi 3,5%.
Sedangkan AS akan mengumumkan data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 11 Maret yang jika kembali meningkat maka pasar semakin optimis The Fed akan melunak.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan menentukan arah suku bunga yang akan diumumkan siang hari ini. Konsensus pasar memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Jika BI tetap mempertahankan suku bunga hari ini maka hal itu akan menjadi kabar positif bagi pasar keuangan RI, terutama IHSG, dan meningkatkan pertumbuhan kredit dan ekonomi.
Namun, pada pekan kemarin sejumlah lembaga memperkirakan BI akan kembali mengerek suku bunga sebesar 25 bps karena pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang menegaskan jika The Fed tidak ragu untuk menaikkan suku bunga lebih besar dalam periode yang lama.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat