Polemik Perbankan AS, Ini Beda Nasib Deposan Dan Investor
Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia perbankan Amerika Serikat (AS) kini sedang diterpa masalah. Salah satu bank besar, Silicon Valley Bank (SVB) yang ambruk secara cepat pada akhir pekan lalu. Regulator keuangan dan perbankan AS melakukan langkah-langkah darurat untuk membendung potensi limpahan dari keruntuhan, termasuk langkah-langkah untuk mendukung semua deposan.
Pada Minggu (12/3) malam waktu setempat para regulator, yaitu Menteri Keuangan Janet Yellen, Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan ketua lembaga penjamin simpanan AS Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) Martin Gruenberg mengumumkan sebuah upaya.
Mereka mengatakan bahwa deposan di SVB akan memiliki akses ke semua uang mereka pada hari Senin.
"Setelah menerima rekomendasi dari dewan FDIC dan Federal Reserve, dan berkonsultasi dengan presiden, Sekretaris Yellen menyetujui tindakan yang memungkinkan FDIC untuk menyelesaikan resolusi Silicon Valley Bank, Santa Clara, California, dengan cara yang sepenuhnya melindungi semua deposan," kata mereka.
"Deposan akan memiliki akses ke semua uang mereka mulai Senin, 13 Maret. Tidak ada kerugian yang terkait dengan resolusi Silicon Valley Bank yang akan ditanggung oleh pembayar pajak."
The Fed mengatakan akan menyediakan dana tambahan bagi bank untuk memastikan mereka memiliki "kemampuan untuk memenuhi kebutuhan semua deposan" melalui "Program Pendanaan Berjangka Bank" yang baru, yang akan menawarkan pinjaman hingga satu tahun kepada bank yang menjanjikan pinjaman AS. sekuritas treasury, sekuritas berbasis hipotek dan agunan lainnya.
Janet Yellen menegaskan tidak ada opsi bailout dalam upaya menyelamatkan Silicon Valley Bank (SVB). Pemerintah dan otoritas keuangan kini tengah menyiapkan sejumlah upaya penyelamatan SVB, termasuk dengan mencari investor baru ataupun menjual aset mereka. Namun, bailout bukan opsi.
Yellen menggelar rapat mendadak pada akhir pekan lalu, setelah SVB kolaps pada Jumat (10/3/2023).
Bank yang berdiri pada 1983 tersebut kolaps hanya 48 jam setelah berencana mengumpulkan dana sebesar US$ 2,25 miliar untuk menambah suntikan modal.
"Selama Krisis Keuangan, ada banyak investor dan pemilik dari bank besar yang dibailout. Reformasi sudah dilakukan dan berjalan pada tempatnya. Kami tegasan jika kami tidak akan melakukan bailout lagi," tutur Yellen, berbicara dalam program "Face the Nation" CBS, dikutip dari CNBC International.
Yellen mengatakan sistem perbankan saat ini sudah tangguh untuk menghadapi krisis seperti SVB. "Sistem perbankan Amerika sudah sangat aman dan memiliki cukup modal. Sistem sudah tangguh," imbuhnya.
Dia menambahkan fokus pemerintah dan otoritas lain saat ini adalah memenuhi hak-hak nasabah. "Kami akan fokus kepada nasabah dan pada upaya untuk memenuhi hak dan kebutuhan mereka," ucap Yellen.
Sebagai catatan, pada Krisis Keuangan 2008/2009, kongres AS mensyahkan aturan Emergency Economic Stabilization Act of 2008. Aturan tersebut mengizinkan otoritas keuangan untuk melakukan bailout sebesar US$ 700 miliar kepada bank-bank yang bermasalah.
SVB ditutup pada Jumat pekan lalu dan kini tengah dalam pengawasan kurator. Bank yang banyak membiayai dan menyimpan dana startup serta venture capital tersebut memiliki aset senilai US$ 209 miliar atau sekitar Rp3.228,1 triliun.
Mereka juga memiliki simpanan nasabah sekitar US$175,4 miliar atau sekitar Rp 2.709,1 triliun per akhir 2022. Dengan aset sebesar itu, SVB merupakan bank dengan aset terbesar ke-16 di AS.
SVB diperparah dengan banyaknya nasabah dan investor yang menarik dananya. Hingga Kamis (9/3/2023), penarikan modal dari SVB menembus US$ 42 miliar atau Rp 648,69 triliun.
Dalam aturan Lembaga Penjamin Simpanan AS (FDIC), simpanan yang dijamin mereka hanya US$ 250.000 atau sekitar Rp 3,86 miliar.
Data FDIC memperkirakan 89% dari simpanan SVB tidak bisa dijamin karena sebagian besar dari mereka adalah kalangan bisnis yang menaruh dana dalam jumlah besar.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden blak-blakan soal kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank dan dampak yang ditimbulkannya.
Biden berusaha meyakinkan deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank bahwa uang mereka aman karena diasuransikan oleh Dana Penjamin Simpanan (Deposit Insurance Fund). Namun, dia mengatakan investor di sekuritas bank yang gagal tidak akan mendapatkan jaminan yang sama.
"Investor di bank tidak akan dilindungi," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih, Senin (13/3/2023), sebagaimana dikutip dari CNBC International.
"Mereka dengan sadar mengambil risiko dan ketika risiko itu tidak membuahkan hasil, para investor kehilangan uang mereka. Begitulah cara kerja kapitalisme."
Federal Deposit Insurance Corp. (FDIC) dan Federal Reserve akan sepenuhnya menanggung simpanan di kedua bank yang gagal dan mengandalkan Wall Street dan lembaga keuangan besar untuk membayar tagihan.
Adapun, Signature Bank yang berbasis di New York, yang ditutup pada Minggu karena ketakutan kegagalan sistemik yang serupa dengan SVB, telah menjadi sumber pendanaan yang populer untuk perusahaan mata uang kripto.
"FDIC pada Jumat mengambil kendali atas aset SVB dan Signature [pada] akhir pekan," kata Biden. "Semua pelanggan yang memiliki simpanan di bank-bank ini dapat yakin bahwa mereka akan dilindungi dan mereka akan memiliki akses ke uang mulai hari ini."
Departemen Keuangan menetapkan SVB dan Signature sebagai risiko sistemik, memberikan wewenang untuk mengambil tindakan khusus untuk kedua institusi tersebut. Dana Asuransi Simpanan FDIC, bukan uang pembayar pajak, akan digunakan untuk melindungi para deposan. banyak di antaranya memiliki simpanan lebih dari US$ 250.000.
″Tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar pajak," tegas Biden.
"Saya akan mengulanginya - tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar pajak. Sebaliknya uang akan datang dari biaya yang dibayarkan bank ke Deposit Insurance Fund."
Menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh FDIC, Federal Reserve, dan Departemen Keuangan, setiap kerugian pada Deposit Insurance Fund akan ditanggung oleh penilaian khusus yang dikenakan pada bank yang diasuransikan secara federal.
Biden juga menegaskan manajemen senior bank akan dipecat setelah pengambilalihan oleh FDIC.
"Orang Amerika dapat yakin bahwa sistem perbankan aman," kata Biden. "Simpanan Anda akan tersedia saat Anda membutuhkannya."
(fsd/fsd)