Senasib dengan Bursa Asia Lain, IHSG Dibuka Melemah 0,44%

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
14 March 2023 09:08
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan, Selasa (14/3/23) dibuka turun 0,44% menjadi 6.757,05.

Pada pukul 09.03, indeks terus diperdagangkan di zona negatif terkoreksi 0,70% ke level 6.739,53. Perdagangan menunjukkan terdapat hanya 126 saham menguat, 177 saham turun sementara 320 lainnya mendatar.

Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 819 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 506 miliar.

Para investor dan pelaku pasar keuangan di Indonesia perlu memperhatikan sejumlah sentimen penggerak pasar yang berasal dari Wall Street, terutama dampak krisis SVB dan Signature Bank yang berpotensi menimbulkan kekhawatiran baru. Saat ini, Wall Street bergerak sangat labil karena kekhawatiran dari nasabah dan investor yang belum sepenuhnya reda.

Namun, Presiden Biden, Yellen, Powell, dan Ketua FDIC Gruenberg sudah mengeluarkan pernyataan untuk menenangkan pasar dan memastikan dana nasabah akan aman. Otoritas juga memastikan mereka tidak akan tinggal diam dan akan mencegah dampak lebih luas dari krisis SVB dan Signature Bank.

Dampak penutupan kedua bank tersebut telah merembet ke bank-bank lain, sehingga terjadi penurunan saham yang sangat tajam. Kekhawatiran tersebut dikhawatirkan akan menular ke Indonesia mengingat besarnya dampak krisis SVB dan Signature Bank ke pasar AS. Namun, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan bahwa penutupan SVB tidak akan berdampak langsung terhadap industri perbankan Indonesia yang memiliki kondisi yang kuat dan stabil.

Selain itu, investor juga perlu memperhatikan laju inflasi AS. Malam nanti, AS akan mengumumkan data inflasi Februari 2023. Sebelumnya, inflasi AS telah menembus 6,4% (year on year/yoy) pada Januari 2023 atau di atas ekspektasi pasar. Ekspektasi pasar memperkirakan inflasi AS akan melandai ke 6,0% pada Februari 2023.

Meskipun ada beberapa sentimen yang harus diwaspadai, OJK menegaskan bahwa industri perbankan Indonesia kuat dan stabil, serta tidak memiliki hubungan bisnis, facility line, maupun investasi pada produk sekuritisasi SVB. Bank-bank Tanah Air juga memberikan kredit dan investasi kepada perusahaan technology startups maupun kripto. Oleh karena itu, OJK berharap agar masyarakat dan industri tidak terpengaruh terhadap berbagai spekulasi yang berkembang di kalangan masyarakat.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular