
Powell Effect Mulai Reda, IHSG Cari Kesempatan Rebound

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat terbenam hampir seharian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah jelang penutupan dan berakhir di 6.776,37 atau terapresiasi tipis 0,14% secara harian pada perdagangan Rabu (8/3/23).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 365 saham melemah, hanya 166 saham mengalami kenaikan dan 195 lainnya tidak berubah.
Perdagangan menunjukkan nilai transaksi yang lagi-lagi sepi, hanya sekitar Rp 9,48 triliun dengan melibatkan 23 miliar saham.
Pada Rabu, IHSG dibuka melemah dan sempat menyentuh level terendah di 6.728,19 hingga akhirnya ditutup positif. Artinya, perdagangan kemarin berhasil memutus tren pelemahan selama tiga hari beruntun.
Walau menguat, dalam lima hari perdagangan, gap koreksi masih lebar yakni 1%. Dengan begitu, IHSG masih menorehkan kinerja negatif mingguan. Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan pelemahan 1,08% (year to date).
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, empat dari total sektor melemah. Sektor teknologi menjadi sektor yang paling menguntungkan IHSG menguat 0,87% sementara sektor barang pokok menjadi yang paling beban melemah 1,45%.
Testimoni Ketua bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, di hadapan Komite Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan Senat AS pada Selasa pagi waktu AS atau 22.00 waktu Indonesia mengguncang pasar saham.
Dalam sambutannya, Jerome Powell memperingatkan, kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral. Powell mengatakan tren saat ini menunjukkan bahwa tugas melawan inflasi Fed belum berakhir.
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya kepada Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat Selasa pagi.
Komentar tersebut mengindikasikan bahwa Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan 25 basis poin bulan lalu pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret.
Beralih ke dalam negeri, menurut survei terbaru, pada Februari 2023, kepercayaan konsumen Indonesia turun menjadi 122,4 dari level tertinggi lima bulan di bulan Januari sebesar 123,0. Hasil survei mencerminkan adanya tekanan biaya yang meningkat menjelang bulan suci Ramadan.
Hari ini, investor domestik akan kembali mengamati pergerakan bursa saham AS, Wall Street, yang kembali bereaksi atas testimoni Powell di Kongres AS, tepatnya di hadapan House Financial Services Committee.
Analisis Teknikal
![]() Jakarta |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Sejatinya, IHSG kembali dalam fase bearish setelah sempat mendaki 12 Januari 2023 sampai 8 Februari 2023.
Ini setelah 9 Februari 2023 hingga penutupan 8 Maret IHSG cenderung merosot. Apalagi, dalam 3 hari terakhir IHSG loyo dan menembus level psikologis 6.800.
Pada Rabu, IHSG sempat tertekan ke 6.728 sebelum tertahan di area Fibonacci 23,6% (6.751) dan berbalik arah ke 6.776. Hal tersebut membuat IHSG membentuk pola pembalikan (reversal) berupa candle hammer.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI juga ditutup naik tipis ke 39,36, masih di kisaran wilayah jenuh jual.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di bawah garis sinyal. Sedangkan, histogram MACD kembali membentuk bar negatif.
Hari ini, IHSG berpotensi kembali bergerak mixed seiring likuiditas transaksi yang rendah dan minim katalis. Namun, dengan adanya candle hammer, walaupun belum dikonfirmasi oleh indikator MACD, IHSG berpotensi rebound terbatas.
Level resistance terdekat di level psikologis 6.800. Sementara, support terdekat di 6.750.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat